26|You make me being talkless

207 48 15
                                    

~DION~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~DION~

Dikampus sebesar ini gimana bisa gue terus ketemu sama orang yang sama, padahal jadwal kuliah kita beda, dan kalaupun kita ada disatu kelas gue selalu pergi secepat yang gue bisa agar agak ketemu dia lagi. Tapi nyatanya, gue selalu papasan sama dia, di depan kelas, didepan ruang multimedia, di studio, di ruang dosen dimanapun.

Bahkan Sihan pun seolah ikut andil dalam pertemuan gue dengan cewek itu. Kenapa juga dia harus menyiksa gue yang sudah berusaha menahan diri untuk gak terlihat ramah di depan Windy.

Maksud gue yah kalau dia mau makan bareng Windy yah gak perlu ngajak gue. Apa dia berniat menjadikan gue hama diantara dia dan Windy, padahal gue menahan diri kan karena gue menghargai dia sebagai sahabat gue, terus dengan seenak jidatnya dia ingin menggagalkan niat baik gue yang langka ini.

Gue tatap punggung Windy serta Sihan yang berjalan beriringan.Jujur, mereka terlihat serasi, dan sialnya entah kenapa gue kesal sendiri. Padahal waktu gue pacaran sama Ayu, gue gak pernah keberatan tiap kali Ayu harus jalan bareng Parka, padahal gue tahu kalau Parka naksir Ayu dari lama.

Tapi melihat Windy jalan beriringan dengan Sihan, ada perasaan sedikit gak rela dalam hati gue. Seolah apa yang seharusnya jadi milik gue baru aja di renggut. Lebay? memang, bisa dibayangkan gimana posesifnya gue jika Windy adalah milik gue.

Gue enggan membayangkan itu, gak ada cewek yang suka di posesifin. Dan gue adalah tipe cowok posesif yang dibenci semua cewek di dunia ini. Gak ada yang boleh memiliki gue selain diri gue sendiri, cukup gue posesif sama diri gue, orang lain gak perlu nimbrung.

"Kak, aku udah revisi desainnya sesuai saran kakak" suara lembut yang gak lagi asing sontak membuat gue menoleh, lantas mendapati Jia disana. Cewek feminim yang punya kulit seputih susu yang lagi banyak diincar cowok-cowok di jurusan gue kecuali gue, gue gak tertarik sama siapapun kecuali Windy, camkan itu.

"Kamu tunggu diperpustakaan aja, saya mau beli minum sebentar" tukas gue, lagian gue gak ada nafsu mau makan, kenyang abis lihat Windy jalan bareng Sihan, shit! Lo merepotkan Windy!.

"Aku ada kok kak, nih" Jia menyodorkan minuman ion yang biasa gue minum. Yah seperti yang sudah di duga, bukan gue keegeran, gue yakin hampir satu cewek jurusan arsitektur tahu gue suka minuman ber-ion, dan itu merepotkan. Tiap hari gue selalu nemuin banyak botol maupun kaleng minuman ber-ion diatas meja kerja gue di ruang BEM.

"Yaudah ayo masuk" lantas gue berjalan satu langkah lebih dulu. Beberapa hari ini, tiap siang gue selalu sama Jia. Biasanya Jia datang konsultasi tugas bareng anak-anak yang lain, tapi akhir-akhir ini dia sering konsultasi sendiri.

"Hari ini kamu sendiri lagi? Si Rendi, Fabian sama yang lainnya mana?" gue mulai mengecek desain tugas besar milik Jia. Meski sebenarnya hari ini gue males banget, tapi tetap gue lakuin karena udah dikasih amanah sama Prof. Budi buat bimbing tugas akhir mereka sebelum dikoreksi prof Budi langsung.

Mr Psychopath & Me😈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang