8|Awkward

286 63 12
                                    

Hari ini hujan mengguyur Bandung lebih lama dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini hujan mengguyur Bandung lebih lama dari biasanya. Tedengar riuh suara klakson yang saling menyahut ditengah kemacetan.

Waktu pun kini menunjukkan pukul 16:30, waktu dimana jam kantor usai dan para pegawai akan melenggang pergi untuk kembali ke rumah masing-masing, atau mungkin saja ada yang sedang lembur ditemani secangkir kopi atau coklat panas dengan riuh suara klakson dan rintik hujan.

Disatu sudut di kota Bandung, seorang gadis bersurai coklat tengah membenahi kertas sketsa dan pensil gambarnya yang berserakan.

"Windy pulang sendiri gak masalah kok mas Jun. Lagian sekarang jam macet, jalan bentar ke halte gak masalah kok." Ucap Windy dengan seseorang dibalik panggilan telepon. Sedang dirinya masih berkutat dengan kertas yang berserakan dan sedikit basah akibat percikan hujan.

"Iya, nanti Windy pulang pas ujannya agak redaan aja. Pokoknya mas Juna sama kak Irish gak usah khawatir. Windy pulang dengan selamat kok" ucapnya lagi, dengan sedikit penegasan.

Ia hanya tak ingin kedua suami istri itu mengkhawatirkan yang tidak perlu, lagipula Windy bukan anak kecil yang perlu dikhawatirkan berlebihan.

"Nih ketinggalan" Suara baritone yang tak asing, mengejutkan Windy. Cewek itu menoleh, memastikan empunya suara adalah seseorang yang ia tahu.

"Oh, thanks kak" cewek itu kikuk dalam waktu singkat. Kehadiran cowok dengan setelan serba hitam yang tak lain adalah Dion benar-benar mengintimidasi Windy. Ia tak mengira ia akan berpapasan dengan cowok itu lagi setelah beberapa waktu lalu melihatnya masuk ke mobil cewek bernama Nayna.

"Kok balik ke kampus lagi kak?" Windy mencoba membuka percakapan, karena Dion tak mungkin melakukannya lebih dulu.

Cowok itu tak menjawab, hanya menatap Windy lekat seolah menuntut penjelasan dari maksud pertanyaan yang cewek itu ajukan.

"Ah, maksudnya. Tadi kan kak Dion pergi bareng Kak Nayna, jadi aku pikir udah balik" ucapnya nyengir. Siapapun yang melihat ekspresi Windy akan langsung tahu bahwa cewek itu sedang dalam mode canggung.

Ia tak pernah merasa secanggung ini saat berbicara dengan siapapun. Sikap Dion mungkin kelewat dingin hingga membuat cewek seriang dan seramah Windy jadi kehilangan kata-kata.

"Ngambil motor" ucapnya singkat, lalu kembali bersikap defensif. Tatapannya lurus ke depan, berdiri dengan sedikit menyenderkan bahunya ke tiang kantin. Ia Diam, seolah memang sengaja bungkam dan tak berniat memulai percakapan dengan Windy.

Hening....

Tak ada percakapan diantara mereka. Hanya riuh gemericik hujan yang enggan untuk reda. Hujan seolah tengah berperan sebagai cupid yang mungkin saja suatu hari berhasil menembakkan panah cinta dari diantara dua anak adam yang tengah berteduh dalam satu atap.

krukkkkkkk...

Derasnya Hujan ternyata tak mampu menutupi suara gemuruh yang berasal dari perut seorang manusia bernama Windy.

Mr Psychopath & Me😈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang