Pertemuan antara si Ceria Windy dan si cowok dingin bernama Dion. Bagaikan Kopi dan es yang bersatu dalam satu cangkir, hangatnya kopi melelehkan es yang menjadikan mereka satu. Begitulah Windy yang perlahan menyatu dalam kehidupan membosankan Dion...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Windy
🥀
"Jadi gimana?katanya mau cerita" Kak Sihan menatapku penuh antusiasme. Pasalnya beberapa hari belakangan banyak hal yang ingin aku bicarakan, tepatnya konsultasi masalah hati pada cowok itu.
"Kak Sihan gak di cariin teman-temannya, biasanya kan kak Sihan di rumah Kak Parka kalo weekend"
"Gak kok. Lagian bosen bareng mereka terus." Ucap Kak Sihan lantas membukakan botol air mineral untukku. Benar-benar gentleman sesuai rumor yang beredar.
"Kamu juga tumben gak sama Jinan, biasanya kan nempel kayak perangko" lanjutnya lagi.
"Jinan beberapa hari sibuk di Lab kak. Aku juga sibuk sama tugas perancangan, jadinya_"
"Eh iya, tugas perancangan kamu gimana? Katanya dibantuin Dion. Cieee" kak Sihan memainkan kedua alisnya, berusaha menggodaku karena berhasil mendapat atensi seorang Dion.
"Ih aku tuh sebel sama kak Sihan, bilangnya mau bantuin. Malah ngilang" aku mencibir begitu teringat Kak Sihan yang gak ada kabar setelah berjanji akan membantuku mengerjakan tugas.
Cowok itu hanya terkekeh, lantas mengusap puncak kepalaku gemas yang membuatku mencebik ke arahnya.
"Kesel gitu tapi sebenarnya berterima kasih kan?" Ledekan kak Sihan berlanjut, ia terus menaikan sebelah alisnya sebagai tanda bahwa ia tengah menggodaku.
"Ya, iya juga sih. Thank you" Ucapku memberi hormat seperti hormat pada bendera. Cowok itu malah cekikikan.
"Berarti udah ada kemajuan nih sama Dion" Ia memasukkan sesuap besar dimsum dalam mulutnya. Lalu mengunyah perlahan.
"Gak bisa dibilang dekat juga sih, rasanya masih ada tembok besar yang perlu aku lompatin." Aku mengangguk pelan, menyeruput jus apelpesananku karena aku sedang ada di mode diet.
"Ya ga bisa langsung dekat banget lah. Namanya juga pdkt. Gak boleh tergesa-gesa. Apalagi yang di pdkt in cowok cuek macam Dion. Perlu banyakin sabar aja sih" ucap Kak Sihan memberikan petuah bak bapak-bapak pas lagi khotbahin anaknya.
"Jelas banget yah kak aku pagi pdkt in kak Dion? Kira-kira dia risih gak sih?" Kutopang daguku, memfokuskan pandangan pada cowok yang berada tepat di hadapanku.
"Hmmm...lumayan. Soalnya sejauh ini, aku belum lihat ada satupun cewek yang terang-terangan ngedeketin Dion. Bukan karena mereka benci, mereka takut aja ditolak sama Dion. Jadi lebih milih mengagumi Dion dari jauh." Tukasnya menjelaskan.
Aku bukannya ingin memamerkan pada seluruh dunia bahwa aku tengah mendekati cowok paling most wanted sekampus, aku hanya ingin memastikan bahwa kak Dion menyadari eksistensiku disekitarnya.