5| Cafe Universe

312 61 13
                                    

🌱🌱🌱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌱🌱🌱

Benar benar insteresting view banget. Begitu aku masuk dan pintu cafe terbuka, Kak Dion dengan mode baristanya benar-benar menawan.

Kulihat juga disisi sebelah kanan kak Dion, Kak Sihan sedang melakukan hal yang sama dengan mode baristanya.

Dua orang tampan bersanding, mungkin ini yang dinamakan surga dunia.

Kak Sihan memang direkrut langsung oleh Kak Dion sebagai asisten barista di cafe barunya.

Aku yakin, pelanggan cewek tak akan bosan jika kemari. Secara, baristanya setampan dan se oke mereka berdua.

Bukan hanya wajah tampan Kak Dion dan Kak Sihan. Desai interior cafe benar-benar memanjakan mata.

Cafe Universe- cafe Kak Dion yang mengusung tema Vintage yang sedang hangat belakangan ini, sangat cocok dijadikan tempat tongrongan ataupun buat nugas. Worth it banget deh pokoknya.

Aku pun sepertinya bakal terus terusan nongrong di Universe, sekalian ngecengin kak Dion, hehe.

Setelah masuk aku pun bergabung dengan Kak Parka, Bang Kenan, Kak Nayna dan Jinan di meja yang disediakan oleh kak Dion.

Kulihat Kak Dion mendekat ke arah kami. Ia tersenyum simpul begitu mendapati kehadiran teman temannya.

Lalu kusadari ia memicingkan mata ke arahku. Mungkin merasa aneh mendapati diriku berbaur dengan orang orangnya.

"Ini Windy kak, temen Jinan. It's okay kan kalo aku ngajak dia?" Ucap Jinan menjelaskan, begitu mendapati tatapan tak ramah kak Dion padaku.

"Nope" ucapnya tak acuh, lalu beralih pada teman-temannya.

Aku yang notabene bete' sejak liat Kak Dion bareng Kak Nayna, malah jadi tambah bete'.

Kendati cowok itu menaruh perhatian padaku, ia malah menganggapku seolah makhluk tak kasat mata.

"Jadi kita dapat free serving nih dari bos universe?" Cecar Kak Nayna menyenggol lengan Kak Dion.

Cowok itu tak bergeming dari posisinya, ia hanya menyeringai menimpali ucapan Kak Nayna.

"Thanks yah udah datang!" Ucapnya hangat. Meski tak ada senyum berarti terukir di wajahnya, namun aku cukup tahu. Bahwa cowok itu tulus dengan ucapannya.

Sok tahu banget emang si Windy. Tapi yah, mungkin karena aku terlalu sering membaca buku tentang psikologi, aku jadi sedikit memahami cowok seperti kak Dion. Meski sebenarnya mungkin saja aku sedang asal asalan menyimpulkan.

"Minum apa?" Disela kesibukanku yang memandangi wajah tampan Kak Dion, kak Sihan datang menghampiri dengan note kecil ditangannya, siap mencatat apa yang akan aku pesan.

Mr Psychopath & Me😈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang