32| Lean on you

175 40 17
                                    

DION_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DION_

"Berarti kak Dion pulang ke rumah orang tuanya dong?"  ucap Windy polos, tampak Sihan hendak memberi tahu Windy tentang orang tua gue, namun gue cegat dengan gelengan pelan serta dua tatapan mata intens.

Lantas pertanyaannya hanya gue jawab sesingkat mungkin, lagipula pertanyaan Windy itu masih wajar. Memang seharusnya orang yang sedang sakit dirawat orang tuanya, hidup gue aja yang gak wajar.

***

Ini hari kedua gue di apartemen, Bundanya Sihan sempat menawarkan agar gue diam dirumah mereka sementara waktu, mama nya Parka pun menawarkan hal yang sama tak berbeda juga dengan Ibu Kenan, bahkan ayah Neyna minta gue pulang kerumah mereka supa bisa diurusin bibi Art nya. Mereka orang-orang baik, gue tahu itu. karena itulah gue menolak niat baik mereka, gue gak ingin bergantung terlalu rekat dengan orang lain. Gue gak mau hidup mereka jadi merepotkan karena harus ngurus gue juga.

Tapi seperti yang gue tahu, seberapapun gue menolak, mereka akan cari jalan lain untuk bisa memberi perhatiannya pada gue. Bahkan dalam 2 hari ini, mereka semua datang bergantian untuk melihat atau sekedar memastika gue baik-baik saja, atau apakah gue sudah makan atau minum obat. Mereka benar-benar memastikan agar tak ada satupun hal yang terlewat selama masa pemulihan gue.

"Dimakan yah Nak, Kenan titip salam. Dia ada kegiatan di luar kota, jadi gak bisa nengok kamu hari ini. Ini nanti kalau gak cukup tinggal telpon bunda yah, gausah sungkan. Terus juga obatnya jangan lupa diminum biar cepat sehat" Gue tersenyum kecil, hidup gue mungkin gak karuan, tapi gue punya banyak orang baik disekitar gue.

"Makasih bu, Dion jadi ngerepotin . Lagian  bunda Diana sama mama Nita juga tadi barusan dari sini nganterin makanan. Perut Dion kayaknya harus kerja kerja ekstra supaya makanannya abis nih." ucap Gue.

"Bagus itu, itu karena mereka peduli sama kamu, pokoknya abisin. Jangan ada yang disisakan, apalagi di buang." gue hanya mengangguk mendengar nasehat Ibunya Kenan yang sudah gue anggap ibu gue sendiri.

"Yaudah, Ibu balik yah. Pasien lagi rame, maklum dokter gak punya hari libur" Pamitnya, Ibu Sibuk tapi dia rela datang ke apartemen padahal jarak apartemen gue ke kliniknya cukup jauh.

"Hati-hati bu" gue melambaikan tangan diatas sofa, karena kaki gue masih di gips dan ibu ngelarang gue nganter ke depan.

ting..tong... bel apartemen gue berbunyi tak lama setelah ibu pergi, mungkin saja ibu kembali lagi karena ada barang yang tertinggal. Lantas gue bergegas menuju pintu dengan bantuk kruk.

"Hai kak!" itu Windy.

"Kenapa gak langsung masuk? kan tau passcode nya" dia lantas dengan gerakan cepat memapah tubuh gue. Meski gue ingin menolak, tapi cewek itu sudah terlanjur memapah gue tanpa gue sempat protes.

"Tadi aku ketemu ibu nya kak Kenan di depan lift" tuturnya.

"Iya, tadi abis dari sini" ucap gue singkat.

Mr Psychopath & Me😈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang