DION
•••
"Siapa yang paling lo suka disini?" pertanyaan itu mendarat dengan perlahan, memacu detak jantung untuk berdetak lebih cepat dari biasanya. Ku tolehkan arah pandangku padanya, pelaku utama dari debaran yang kian hari semakin berpacu layaknya suara tapak kuda di lapangan pacu.
Entah sejak kapan perasaan ini mulai menjadi sangat jelas, diriku yang semula kaku dan selalu tampak dingin mulai menghangat seperti kutub utara yang perlahan mulai mencair hari demi hari.
"Windy!" kujawab pertanyaan itu dengan jelas. Tampak jelas ekspresi wajahnya malam itu, bingung, kikuk. Hampir satu pekan lamanya cewek bernama Windy itu terus menghindar dariku. Bagaimana mungkin dia melakukan hal itu padaku setelah mencuri start lebih dulu, seharusnya aku yang mennggaku lebih dulu, namun Windy merebut kesempatan itu disaat aku masih mempersiapkan diri.
Aku kira Windy akan berhenti menjauh ketika permainan usai, kenyataannya sekumpulan cewek-cewek menyebalkan itu membawa Windy kabur jauh dariku, dan tak menyisakan celah sedikitpun bagiku untuk menariknya keluar dari kerumunan.
"Lo buat salah apa sama Windy? kok dia ngejauhin lo mulu dari kemarin man?" tanya Parka yang sedari tadi masih asik dengan cemilannya. Masih ada sekitar 30 menit lagi sebelum pergantian tahun.
"Nggak buat salah apa-apa sebenarnya. Cuma ada sedikit misscom aja" jelasku. Masih terlalu dini untuk menjelaskan pada Parka dan yang lainnya tentang apa yang terjadi diantara aku dan juga Windy, meski aku tahu mereka peduli padaku lebih dari yang bisa aku bayangkan.
"Apa sih yang lo raguin Yon? Sampai kapan lo mau ngelak tentang perasaan lo?" celetuk Sihan. Tatapannya lurus ke lautan. Mendengar pertanyaannya membuatku teringat dengan game yang kami mainkan semalam, dimana saat itu aku bertanya pada sihan tentang siapa cewek diantara mereka yang merupaka tipe idealnya, dan ia menyebut nama Windy dengan tegas, mungkin karena itu ia bisa dekat dan seakrab itu dengan cewek itu.
"Lo sendiri? Lo kan juga punya perasaan" bagaimanapun aku perlu memastikan bahwa tidak akan ada pihak yang terluka ketika aku dan Windy memutuskan untuk berjalan bersama.
"Gue? gue baik-baik aja kok, khawatirin aja diri lo sendiri Yon!"aku sedikit heran, sebenarnya perasaan macam apa yang Sihan miliki untuk Windy hingga cowok itu bisa sesantai itu mengatakan hal seenteng itu tentang perasaannya, apa selama ini gue salah menduga?
"Bener kata Sihan Yon, jujur selama hampir 9 tahun kita ngenal lo, baru kali ini gue liat lo happy dan bisa ketawa selepas itu, dan momen itu terjadi sejak cewek itu masuk dalam hidup lo, gue tau lo selama ini cuma pura-pura bego kan?" kali ini Kenan yang lebih sering melantur pun ikut berkomentar.
"Ketika lo menemukan alasan buat bahagia, lo nggak boleh asal ngelepasin gitu aja. Kita mungkin nggak tahu apa yang selama ini menimpa lo dan apa yang lo lalui, tapi kita cukup peka untuk bisa merasakan apa yang lo sembunyikan di dalam sini man" lanjut Kenan menepuk dadaku pelan. Entah kenapa terkadang sisi bijaknya muncul tanpa diminta, dan itu tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Psychopath & Me😈
FanficPertemuan antara si Ceria Windy dan si cowok dingin bernama Dion. Bagaikan Kopi dan es yang bersatu dalam satu cangkir, hangatnya kopi melelehkan es yang menjadikan mereka satu. Begitulah Windy yang perlahan menyatu dalam kehidupan membosankan Dion...