"Kenapa muka kamu merona gitu dek?" Sapa Juna pada Windy-adik iparnya- yang baru saja masuk rumah dengan wajah bersemu merah.
"Abis nge date kali mas" tebak Irish menimpali suaminya, lantas duduk perlahan disebelah Juna yang tengah menonton siaran berita di televisi.
"Beneran nge date Win? Sama cowok yang tempo hari nganterin kamu? yang tinggi terus kulitnya putih susu itu?" tebak Juna sok tahu, yang dia maksud Sihan.
"Ih bukan yang itu mas, tapi yang pake motor ninja hitam. Sering pake baju hitam dari atas sampai bawah itu loh" Irish menyikut suaminya lantas mengoreksi ucapan Juna.
"Nge date apaan coba. Orang masih pdkt" Windy menahan senyumnya untuk tak pecah, lalu menuangkan air minum ke dalam gelas yang kemudian ia teguk perlahan.
"Lah? Masih pdkt? Bukannya udah sering antar jemput yah?"Juna heran karena adik iparnya itu belum kunjung jadian dengan cowok yang sudah sering antar jemput Windy.
"iya masih" tegas Windy, dalam pikirannya hanya dipenuhi Dion. Ucapan Dion di ruang studio saat guyuran hujan lebat tadi masih membekas dalam benaknya.
"Lama banget" ketus Irish, itu karena ia dan Juna hanya butuh waktu satu bulan untuk pendekatan.
"Ishhh... Pelan-pelan lah kak, kan semua ada waktunya" raut wajah Windy berubah dengan cepaat dari kesal menjadi bersemu. Cewek itu lantas berlari menaiki tangga sembari memegangi kedua pipinya yang terasa panas.
"Huaaaaa..." di hempaskannya badannya yang terasa seringan bulu itu. Meski hari ini hari yang berat karena banyak hal yang ia lalui di kampus, namun rasanya terbayar karena bisa mengobrol lama dengan Dion yang ia kagumi sejak pertemuan mereka yang tak di sengaja beberapa bulan lalu.
Ditatapnya langit-langit kamar berwarna biru langit, namun yang terlukis disana hanya bayang-bayang Dion. Seperti biasa, Dion selalu punya sihir yang membuat cewek manapun tak bisa berhenti untuk memikirkannya, termasuk Windy.
Tak terasa hari esok sudah weekend kembali, bagi Windy hari sabtu ataupun hari minggu bukan lagi hari yang ia tunggu kehadirannya. Rasanya ia hanya ingin menyambangi kampus setiap hari hanya untuk bertemu Dion, perkuliahan tak akan membosankan dan melelahkan begitu eksistensi Dion berada tak jauh dari orbitnya.
"Hufft... besok masih hari sabtu, masih ada hari minggu sebelum senin. Lama banget ya Tuhan, kenapa harus ada hari libur sih? Aku kan pengen ketemu ka Dion terus" gerutu Windy menatap langit-langit kamarnya.
"Halah, kemarin-kemarin aja stress karena hari libur mesti ngerjain tugas, emang yah The power of love, hari libur aja maunya ditiadakan" Windy sigap menoleh begitu suara deret pintu kamarnya yang terbuka dan kak Irish yang masuk bersamaan dengan keranjang cucian di tangannya.
"Eh Kak Irish" Windy menyengir lebar akibat kunjungan kakaknya yang tiba-tiba.
"Kalau kangen tuh ajak ketemu, jangan ngomel-ngomel sendiri macam orang gak waras" sindir Irish, tangannya sibuk menata pakaian milik Windy yang akhir-akhir ini sibuk mempersiapkan ujian dan tak sempat menata isi lemari pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Psychopath & Me😈
FanfictionPertemuan antara si Ceria Windy dan si cowok dingin bernama Dion. Bagaikan Kopi dan es yang bersatu dalam satu cangkir, hangatnya kopi melelehkan es yang menjadikan mereka satu. Begitulah Windy yang perlahan menyatu dalam kehidupan membosankan Dion...