" untuk kalian semua, saya Dion Winata selaku Presiden BEM mewakili jajaran panitia yang bertugas mengucapkan Selamat bergabung dengan kami"
***
Napasku tercekat!Aku terkejut bukan main. Bagaimana bisa pria yang ku temui saat pertama kali menginjakkan kaki adalah Presiden BEM.
Lalu bagaimana dengan sikap tidak tahu sopan santunku?
Seharusnya aku sadar dengan tatapannya yang tak bisa ku artikan itu.
Seharusnya aku sadar dari caranya menatapku, dan saat bagaimana dia mengeja name tag milikku atau saat aku tak mendapati dia mengenakan name tag sepertiku dan tak mengenakan kemeja putih seperti mahasiswa baru lainnya.
Seharusnya aku sadar saat itu juga bahwa yang kuhadapi bukanlah kawan melainkan lawan.
Aku menggali kuburanku sendiri di depan senior yang akan mendidik mentalku selama beberapa hari ke depan.
"Mampus Gue!" Pekikku.
Aku perlahan menunduk. Bersembunyi di balik teman temanku. Aku tak ingin dia mengetahui letak keberadaanku di antara kerumunan.
Dia terus berbicara menyampaikan beberapa patah kata di depan podium.
Setelah menyekesaikan ucapannya, ia juga mempersilahkan jajaran petinggi kampus untuk menyampaikan sepatah dua patah kata untuk kami.
Ku lihat beberapa, bahkan hampir seluruh mahasiswa terlihat menahan kantuk.
Itu karena rentetan kata sambutan dari petinggi kampus yang tak kunjung berakhir.
"Baik, akhirnya. Saya akhiri disini. Saya rasa sepertinya kalian juga sudah bosan mendengar ocehan saya..." Bapak Rektor Bergurau yang disambut gelak tawa dari kami.
"..Kalau begitu, kalian silahkan berbicara dengan kakak kakak BEM dan kakak panitia. Sudah waktunya saya undur diri."
Beliau mengakhiri sambutannya dengan tepuk tangan meriah dari semua yang hadir.
Waktu yang dinanti nanti. Teriakan demi teriakan histeris mengudara begitu kak Dion berdiri kembali di podium dan mempersilahkan jajaran BEM untuk memperkenalkan diri.
Dimulai dengan Kak Dion. Pria tampan bermata bulat yang kutemui pertama kali di dekat gerbang utama.
Aku rasa aku mulai mengaguminya. Sepertinya pesonanya dan aura misteriusnya membuatku terpikat.
"Jangan liatin Kak Dion Mulu dong." Ucap pria Jangkung yang tengah berdiri di depan podium menggantikan Kak Dion.
"Kenalan sama kak Dion ntar lagi yah. Sekarang kenalan sama kak Parka dulu" lanjutnya.
Pria Jangkung yang tak kalah tampan dari Kak Dion menatap kami dengan senyum hangat mengambang di wajahnya.
"Kenalin gue Andreas Parka. Kalian bebas manggil gue apaan, tapi anak BEM biasanya manggilnya Parka sih" tukasnya, lalu cekikikan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Psychopath & Me😈
FanfictionPertemuan antara si Ceria Windy dan si cowok dingin bernama Dion. Bagaikan Kopi dan es yang bersatu dalam satu cangkir, hangatnya kopi melelehkan es yang menjadikan mereka satu. Begitulah Windy yang perlahan menyatu dalam kehidupan membosankan Dion...