23|Muara Rindu

206 54 24
                                    

Kutatap lekat pintu apartemen kak Dion, entah kenapa aku sedikit ragu untuk masuk meski aku sudah dapat izin untuk itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kutatap lekat pintu apartemen kak Dion, entah kenapa aku sedikit ragu untuk masuk meski aku sudah dapat izin untuk itu. Tapi tetap saja, rasanya aneh masuk ke rumah orang lain disaat tuan rumah sedang tak di tempat.

"Nyari Dion yah?" sontak aku menoleh begitu suara lembut menegurku, Ayu. Ku tatap cewek itu lekat, mata belo nya itu membulat. Seolah sedang berbicara bahasa hati denganku bahwa ia menunggu sebuah jawaban atas pertanyaannya.

"Dion lagi di Jepang" lanjutnya lagi, rasanya aku ingin bilang ke dia saya juga tahu kali mbak, lagian saya ikut nganter Doi ke bandara. Tapi aku akan terlihat jahat berbicara sejutek itu ke cewek lemah lembut macam Ayu.

"Hmm, iya mbak." Lantas kujawab asal agar ia segera pergi. Aku khawatir Ayu akan berpikir aku cewek yang gak bener karena masuk apartemen cowok.

"Yaudah, saya duluan yah" pamitnya, lalu lenyap di balik lift.

Setelah kutengok kiri kanan dan memastikan tak ada siapapun di lorong lantai 12, aku segera melesak masuk ke dalam apartemen kak Dion. Begitu masuk senyumku langsung merekah, aroma black orchid yang mendominasi ruangan dan keadaan ruangan yang tetap bersih seperti biasa membuatku tambah rindu pada pemilik apartemen ini.

Ku lemparkan pandanganku ke sekeliling apartemen, menelusuri dan merasakan jejak kak Dion di setiap sudut ruangan. Apa terlalu cepat jika untuk menyukai kak Dion? Masih banyak hal yang belum aku ketahui tentangnya, masih begitu banyak rahasia yang terlentang di antara kita. Tapi anehnya, semakin aku penasaran, rasa suka ku kian tumbuh.

Apa terlalu berlebihan jika aku mulai menginginkan kak Dion lebih dari sekedar kenalan? Kami bahkan belum bisa disebut teman, tapi aku sudah ingin lebih.

Tiap kali memikirkan bahwa cowok itu pernah berbagi perasaan dengan cewek lain, dan cewek itu adalah seseorang seperti Ayu, terkadang rasa percaya diriku menurun. Aku bukan apa-apa jika dibandingkan dengan cewek seperti Ayu.

Dia cantik, kulitnya putih bersih, dia juga punya tubuh yang langsing, Anggun, sepertinya saking kelebihannya terlalu banyak, sulit untuk aku jabarkan satu persatu. Jika tipe cewek kak Dion seperti Ayu, aku bahkan tak akan dapat menyamakan diri meski 1 %. Ayu terlalu sempurna untuk bisa ku lampaui.

Kubuka pintu kamar kak Dion perlahan, merasakan seolah ia ada disana. Sibuk di depan komputernya, atau sedang sibuk di meja desainnya. Aku rindu eksistensi kak Dion, ini bahkan baru saja berlalu 59 jam sejak kepergian kak Dion, namun aku sudah merindukannya.

"ketemu" gumamku begitu ekor mataku menangkap sebuah benda yang seharian terus membuatku panik. Buku itu bahkan bertengger manis diatas meja desain kak Dion.

Alih-alih langsung keluar dari kamarnya, aku duduk dengan manis di atas sofa dikamarnya. Menatap jajaran piala di rak buku, dan juga sebuah maket yang sepertinya belum selesai di kerjakan diletakkan di dalam sebuah kotak kaca berukuran sekitar 1mX1m.

Mr Psychopath & Me😈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang