30|As Usual...

166 38 15
                                    

Windy's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Windy's POV....

Akhir pekan sudah usai dan hari Senin datang seperti biasanya. Namun perasaan menyenangkan dan berdebar-debar di akhir pekan yang sudah berlalu masih sangat terasa. Itu pertama kalinya aku bisa melihat sisi lain dari kak Dion, dia mungkin pendiam bagi orang kebanyakan, tapi menurutku dia sedikit cerewet dari kelihatannya. Menurutku dia hanya mencoba membuat dirinya merasa nyaman untuk menjadi dirinya yang cerewet.

Kurasa aku boleh sedikit lega karena kak Dion mulai membuka dirinya dan sedikit lebih jujur. Aku tak tahu apa yang terjadi di masa lalu hingga membuatnya sulit didekati atau memang karakternya memang setertutup itu.

Hari itu usai makan siang tak ada yang istimewa terjadi, hanya saja yang terasa menyenangkan adalah tiap detik bersama kak Dion mengelilingi Bandung dengan ninja hitamnya. Lalu kami akan berhenti di satu spot yang terlihat enak untuk dipandang, lalu kembali mengendarai motor. Aku suka  cara kak Dion merespon tiap pertanyaanku tentang sesuatu disepanjang jalan, rasanya aku jadi sedang tour pribadi. Sejak di Bandung itu kali pertama aku tour keliling Bandung, dan yang membuatnya terasa istimewa adalah kehadiran kak Dion.

Dia tak banyak bicara saat berkendara, hanya saja ia selalu merespon dengan cepat begitu aku bertanya, dan bagian yang paling aku suka adalah dimana hari itu berakhir dengan menikmati secangkir kopi yang masih mengepulkan asap di  Lounge cafe di lantai paling atas sebuah gedung, hanya berdiri diam memandangi jejeran gedung tinggi dan kelap kelip lampu.

"sejauh Ini, hari ini healing terbaik gue tahun ini" tukasnya saat itu, tatapan matanya yang lekat menatapku malam itu meski dengan pencahayaan remang-remang terasa menyihir. Membuatku untuk sesaat berbisik pada Tuhan bahwa aku menginginkannya hanya untukku.

Entah apa Tuhan mendengar bisikan hatiku malam itu, kami bertatapan cukup lama dalam diam. Diriku yang mencoba keras menebak isi pikiran kak Dion yang sulit untukku baca, aku penasaran dengan apa yang ia pikirkan saat menatapku.

"Aku juga, hari ini seru banget. Makasih kak" ucapku waktu itu, melepas pandanganku padanya karena sepertinya suara detak jantungku terasa akan mengudara, aku tak ingin Kak Dion mendengarnya karena itu terasa memalukan.

"Gue punya satu hal yang perlu gue tahu dari lo. Can I?" tatapan matanya menggambarkan bahwa sesuatu itu adalah hal yang harus ia ketahui dariku.

"Sure" jawabku singkat. Aku juga penasaran, apa yang hendak ia tanyakan padaku.

"Apa lo emang type orang yang selalu ceria setiap saat? dikeadaan apapun lo selalu nanganin semuanya dengan tenang dan ceria. Itu emang karakter lo?"

Damn!  Aku tidak salah kan? kak Dion sekarang sedang mencoba mengenali dan memahami karakterku. Apa ini sebuah pertanda bahwa aku sudah boleh mendekat padanya lebih dari jarak kami saat ini?

"Kenapa tiba-tiba nanya kayak gitu?" kulemparkan pertanyaan padanya, aku tak ingin langsung menjawab pertanyaan itu. Aku ingin tahu sejauh mana ia ingin mengenaliku.

Mr Psychopath & Me😈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang