*Windy*
"Kak Parka gimana? Dia masih gak mau baikan sama kak Dion?" selidikku menatap Jinan yang tengah sibuk dengan riasan kukunya.
"Bukannya gak mau baikan Win, kak Parka tuh diem Cuma lagi nenangin amarahnya. Dia tahu kak Dion bukan tipe orang yang mudah merasa bersalah." Ucap Jinan yang masih fokus pada kuku lentiknya.
"Maksudnya?" ucapku semakin mendekat kearah Jinan.
"Gini yah Win, gue tuh kenal kak Parka dari lama. Dan gue tahu, dia adalah tipe yang bakal merasa bersalah abis berantem sama temennya, apalagi itu kak Dion. Tapi yang jadi masalahnya, kak Dion tuh gak pernah merasa ada yang salah sama sekali. Kesannya seolah kak Parka yang marah-marah, kesal gak jelas padahal sebenarnya kak Dion juga egois. Dia Cuma mentingin perasaannya sendiri padahal temen-temenya tuh begitu karena peduli sama dia." Jelas Jinan lantas mencibir ke arahku yang membuatku entah kenapa merasa kesal.
"Apaan sih nan, kok malah ngatain kak Dion egois. Kayak lo deket aja sama kak Dion." Gerutuku kesal.
"Emang dengan lo dekat lo udah yakin benar-benar kenal sama sosok asli kak Dion?" Jinan menatapku dengan tatapan menantang.
Aku lantas bungkam. Sosok kak Dion yang kulihat selama ini belum semuanya. Perhatian tak terduganya dan sikapnya yang kadang hangat tapi tetap cuek hanyalah sebutir dari kehidupan asli kak Dion. Aku tak benar-benar mengenalnya. Lagipula aku baru sekitar 3 bulan kenal dengannya dan belum lama ini kami jadi sedikit lebih dekat. Namun itupun aku masih merasa bahwa kami masih orang asing.
"Gak juga sih, Cuma yah kak Dion bersikap demikian pasti ada alasannya. Udah seharusnya kak Parka ngertiin itu sebagai temannya. Apalagi mereka udah lama saling kenal." Lagi-lagi aku masih betah membela kak Dion. Aku hanya tak ingin Jinan menganggap kak Dion sosok seperti itu sebelum ia kenal siapa kak Dion.
"Iya emang kenalnya udah lama, tapi bukan berarti kak Parka kenal luar dalamnya kak Dion. Makanya itu yang paling buat kak Parka marah, kak Dion tuh terlalu tertutup sama kehidupannya." Cerca Jinan lagi.
"Nan, sahabat gak harus berbagi segala hal." Ucapku menatap Jinan intens
"Persahabatan macam apa kayak gitu?" Keluh Jinan masih melanjutkan kegiatan mingguannya, perawatan dan mempercantik kuku.
"Emang lo udah yakin berbagi semua hal tentang hidup lo sama gue?" ucapku mencoba menyudutkan Jinan. Aku tahu, ada banyak hal yang Jinan sembunyikan dariku, termasuk hubungan antara dia dengan kak Parka yang entah apa itu.
Jinan diam, menghentikan kegiatannya.
"See? Gak semua hal bisa lo bagi sama sahabat lo sekali pun. Dan liat apa yang gue lakuin? I respect you Nan, gue nunggu sampe lo yang cerita sendiri ke gue." Ku cengram kedua bahunya erat. Kini aku paham yang kak Dion pikirkan, memang gak semua hal harus dibagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Psychopath & Me😈
Fiksi PenggemarPertemuan antara si Ceria Windy dan si cowok dingin bernama Dion. Bagaikan Kopi dan es yang bersatu dalam satu cangkir, hangatnya kopi melelehkan es yang menjadikan mereka satu. Begitulah Windy yang perlahan menyatu dalam kehidupan membosankan Dion...