DION
•••
"Hai" sapa gue yang lantas mengambil posisi tepat di sebelah Windy.
"Kak Dion? Sendiri aja, yang lain mana?" Windy menoleh kesana kemari mencari keberadaan anak-anak lain, namun pada akhirnya hanya ada gue sendiri.
"Bukannya harusnya gue yang nanya? Kenapa sendiri aja?" gue lirik Windy sekilas, lalu menatap lurus ke arah laut begitu ia mengalihkan pandangannya menuju ke arah gue.
"Masih tidur pulas" katanya, lalu ikut menatap ke arah laut.
"Kak Dion mikir apa sih pas liat laut?" gue lirik Windy yang sekarang sedang menatap serius ke arah gue. kepalanya ia topang dengan tangan yang memeluk kedua lututnya.
"Kalau lo mikirin apa?" gue tanya balik tanpa berniat untuk mengabaikan pertanyaannya, hanya ingin mendengar jawaban Windy lebih dulu sebelum jawaban versi gue mengudara.
"Hmm...menyenangkan? Tenang? Gak tau deh. Rasanya, laut itu kayak rumah singgah" ucapnya menatap gue dan laut secara bergantian.
"Rumah singgah? Kok bisa?" gue mengernyit karena belum bisa menangkap maksud dari ucapan cewek itu.
"Iya, rumah singgah. Saat orang-orang stress, atau tiap kali sedih, atau penat sama kehidupannya, mereka akan baik-baik aja setelah kembali dari laut. Pas back to reality perasaan buruk jadi lebih membaik, gak cuma itu, kadang laut juga suka ngasih kejutan yang tak terduga." Windy menatap gue dengan senyumnya yang menggambang indah di wajah indahnya.
"Kejutan macam apa?"
"Kak Dion baru pertama kali ke laut yah?" tebaknya sok tahu.
"Sok tahu, gue pernah kok ke laut." jawaban yang terlontar dari mulut gue membawa pikiran gue kembali ke salah satu memori buruk yang pernah gue alami beberapa tahun silam, memori yang membuat gue tak pernah berniat untuk kembali ke laut.
"Buat gue laut itu neraka, tempat yang gak pernah berniat gue kunjungi untuk kedua kalinya" sial, kenangan itu masih terasa menyakitkan tiap kali gue teringat. Dan parahnya, gue ada di laut yang sama seperti tempat kenangan buruk yang mengahantui hidup gue bermula.
"Kak Dion gak bakal jawab kan kalau aku tanya alasan kak Dion menganggap laut itu kayak Neraka?". Windy melirik gue sekilas lalu mengores pasir dengan jari telunjuknya.
"Kalau gak salah, umur gue waktu itu sekitar 8 atau 9 tahun. Bokap gue ngajak gue ke laut, katanya mau ketemu sama nyokap gue yang waktu itu udah satu tahun tinggal terpisah dari kita, gue sempat bahagia eh taunya gue di buang. Ditinggalin gitu aja, tanpa uang, tanpa makanan, gue hancur waktu itu. Setidaknya itu yang gue ingat" ini kali pertama gue berbagi cerita menyedihkan itu ke orang lain, dan sialnya orang itu Windy. Its okay, toh Windy gak akan menetap di kehidupan gue, dia akan pergi seperti yang lainnya kalau waktunya sudah tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Psychopath & Me😈
FanficPertemuan antara si Ceria Windy dan si cowok dingin bernama Dion. Bagaikan Kopi dan es yang bersatu dalam satu cangkir, hangatnya kopi melelehkan es yang menjadikan mereka satu. Begitulah Windy yang perlahan menyatu dalam kehidupan membosankan Dion...