CHAPTER 10

28 18 42
                                    

Lorong itu begitu sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lorong itu begitu sunyi. Dinding putih berbau obat membuat tempat itu terkesan menyeramkan bagi orang yang belum pernah menginjakkan kaki di sana, tetapi tidak untuk pemuda yang terlihat biasa-biasa saja kala menyusuri lorong tersebut.

Melewati lorong beraroma obat tidak menjadi masalah lagi bagi Arya yang terbiasa berada di sana untuk menjalankan rutinitas cek kesehatan. Dahulu, Arya tidak suka berada di rumah sakit, tetapi situasi telah mengubah dan membuat rumah sakit menjadi tempat paling berkesan baginya.

Rumah sakit. Tempat makhluk bernyawa mengembuskan napas terakhir, juga tempat makhluk bernyawa menghirup oksigen untuk pertama kali. Banyak insan meninggal di rumah sakit, tetapi tidak sedikit bayi yang lahir di tempat ini. Selama ini, Arya belajar bahwasanya setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati.

Menghela napas panjang, netranya terpusat pada secarik kertas di tangannya. Tidak ada perubahan. Tes kesehatannya masih sama seperti minggu lalu, dan itu membuat hati Arya seperti diremas-remas oleh kenyataan bahwa kemungkinan untuk lepas dari situasinya sekarang sangatlah sulit.

Arya kembali menghela napas dan mengembuskannya perlahan. Kepala menunduk memberi kesan bahwa dia memikul masalah berat. Sekarang, bebannya seolah bertambah karena gawai yang disimpan di saku celana bergetar sebagai pemberitahuan ada pesan masuk.

Arya merogoh saku celananya dan mengecek siapa yang mengiriminya pesan. Keningnya mengkerut tatkala menemukan nomor tidak dikenal, wajahnya juga berubah ke mode heran karena dirinya tidak pernah menyebar nomor ke siapa pun, selain Amara.

Dia kemudian membuka pesan tersebut dan membacanya.

6285xxxxxx730
Kamu itu seperti tali.

Kepribadianmu menjerat hati dan pikiranku❤️

***

Kristina benar-benar tidak menyangka bisa mendapat nomor telepon Arya tanpa embel-embel mengemis kepada pemiliknya. Bahkan, gadis itu lebih tidak menyangka bahwa ide meminjam gawai untuk menghubungi Akbar benar-benar briliant.

Sebenarnya, kemarin Kristina hanya berpura-pura berbicara dengan Akbar di hadapan Arya agar tidak curigai, dan gadis itu me-misedd call nomornya sendiri agar nomor pemuda itu melekat di gawainya.

Kristina mengecek kembali gawai yang menampilkan opsi chat dengan Arya. Pesan yang tadinya centang dua abu-abu telah berubah centang biru. Artinya, Arya telah membaca pesan berisi gombalan romantis yang didapat dari asisten google dengan keyword 'Hai google, gombalin aku, dong!'

Notifikasi pesan masuk terdengar. Gadis itu langsung berjingkrak dan berteriak heboh karena mendapat balasan dari Arya.

“OMG! Chat gue dibales dong sama Kak Arya. Sumpah, gue nggak nyangka banget, Yun!” pekik Kristina seraya menepuk pundak gadis di sampingnya.

KRISTINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang