CHAPTER 40

11 2 1
                                    

Sepulang sekolah Kristina menunggu Luvita di depan kelas XII IPA 4 bersama Yunita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah Kristina menunggu Luvita di depan kelas XII IPA 4 bersama Yunita. Tidak jauh dari sana ekor matanya menangkap pemuda ber-hoodie hitam dengan tas hitam di punggung sedang bersandar pada dinding, sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Begitu siswa-siswi kelas XII IPA 4 mulai keluar, pemuda itu mendekat ke arah pintu.

“Luvita!” panggil Kristina saat yang dicari menampakkan diri.

“Tina. Lo nunguin gue?” tanyanya, lalu menatap pemuda ber-hoodie hitam itu. “Bumi, tunggu bentar, ya. Aku masih ada perlu sama Tina.”

“Iya,” balas Bumi.

“Bumi?” Kristina mengulang nama itu, heran. “Pacar lo?”

Luvita mengangguk. “Kenapa?”

“Nggak apa-apa. Unik namanya.”

Luvita terkekeh. “Oh iya, lo nyariin gue ada kepentingan apa?” tanya Luvita to the point.

“Gue ada rencana nerbitin novel. Cuma gue bingung mau nerbitin ke penerbit mana. Gue dapat informasi dari Kak Arya kalau lo kerja di salah satu penerbit. Ya, siapa tahu lo bisa rekomendasiin karya gue biar bisa terbit di tempat kerja lo.”

“Gue udah lama nggak di sana,” balasnya. “Tapi kalau lo mau dan menurut gue karya lo cocok bisa kok diterbitin di penerbit gue. Kebetulan gue lagi nyari naskah yang bakal diterbitin akhir tahun ini. Eh, tapi penerbitnya belum banyak dikenal orang, masih baru jalan empat bulan ini. Jadi, lo harus usaha ekstra buat promosiin buku lo nanti. Gimana?”

“Boleh.”

“Oke. Nanti lo kirim aja naskah lo ke gue. Biar gue cek.” Luvita memberi arahan. “Eh, tapi nggak janji bakal gue terima loh, ya. Sorry, kalau naskah lo nggak sesuai kriteria, gue nggak bisa terima.”

Kristina mengangguk paham.

“Kalau ada pertanyaan lo WA gue aja, Na.”

“Iya. Makasih, ya, Luv.”

Luvita mengangguk. “Gue duluan, ya, Na, Yun.”

Kristina dan Yunita membalas anggukan, lalu bergegas untuk pulang setelah Luvita dan Bumi pergi. Mereka bersama-sama menyusuri koridor, menuruni tangga dan berpisah di parkiran karena Yunita sudah dijemput oleh Reygan.

“Setelah ini lo mau langsung ke tempat Kak Arya?” tanya Yunita, dibalas anggukan. “Nggak pulang dulu, Na. Gue perhatiin akhir-akhir ini muka lo kelihatan pucet, deh. Gue jamin Kak Arya juga bakal ngerti kok. Lagian, Kak Arya juga nggak ngeharusin lo datang tiap hari.”

“Gue mau langsung aja, Yun. Udah kangen berat soalnya.” Kristina menyengir. “Lo mah enak bisa ketemu tiap hari. Meskipun sekolahnya nggak bareng, tapi kalian tetanggaan. Gampang nemuinnya.”

“Pengin kayak kita lo?”

“Iya dong.”

“Denger-denger tetangga depan rumah lo masih jomblo loh.” Yunita meledek. “Gas pepet biar kayak kita.”

KRISTINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang