CHAPTER 33

16 3 8
                                    

Kehidupan Kristina perlahan membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehidupan Kristina perlahan membaik. Perlahan-lahan dia mulai berdamai dengan diri sendiri dan menjalani hari-hari seperti biasa tanpa rasa takut lagi. Seperti hari ini, Kristina sudah bersiap untuk menjalani terapi rutinnya ditemani oleh papa tercinta.

Siapa sangka jika Kristina menangkap sosok Arya sedang bersandar pada tiang saat pintu rumahnya dibuka. Kristina mematung, terlebih ketika tangan Arya melambai ditemani senyum manis. Untuk pertama kalinya Kristina melihat Arya tersenyum seperti itu.

"Pagi, Om." Arya menyapa Akbar ramah, kemudian beralih ke Kristina. "Pagi, Na."

"Arya? Sejak kapan kamu di sini?" tanya Akbar, mewakili Kristina yang hendak bertanya seperti itu.

"Nggak lama kok, Om," balasnya. "Oh iya, Om, boleh nggak kalau terapi Kristina hari ini Arya aja yang nemenin?"

Kristina melotot. Dia lantas menatap Akbar yang tengah menaikkan sebelah alisnya. "Papa tunggu di mobil aja. Tina mau ngobrol bentar sama Kak Arya."

Akbar mengangguk, kemudian meninggalkan dua remaja itu tanpa berlama-lama. Lagi pula, Akbar tidak ingin terlalu ikut campur. Kristina sudah dewasa. Kristina bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Kak Arya nggak perlu nemenin aku karena rasa bersalah."

"Lo marah, Na?"

"Enggak."

"Terus?"

"Aku cuma nggak pengin aja Kak Arya nemenin aku karena rasa bersalah. Aku udah bilang nggak ada yang sa-" Kristina tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena Arya tiba-tiba mendaratkan telunjuk di bibirnya.

"Nggak usah diulang-ulang gue udah paham kok," balasnya.

"Terus?"

"Gue ke sini karena kita udah temenan," balas Arya. "Dan gue pengin jadi temen yang baik buat lo. Dan sebagai orang yang pengin jadi temen yang baik, gue memutuskan untuk nemenin temen gue ke manapun dia pergi."

Kristina tertawa kecil. "Nggak perlu. Aku pengin ngabisin waktu bareng papa. Lagian, bukannya biasanya Kak Arya sibuk di hari minggu?"

Arya merasa tersindir dengan ucapan Kristina, sungguh di luar dugaan.

"Mulai sekarang, lebih baik kita jalani hidup masing-masing. Lupain apa yang pernah terjadi di antara kita. Anggap kalau kita nggak pernah saling kenal," jelas Kristina membuat netra Arya melotot. "Aku pengin ngejalanin kehidupan baru, membuka lembaran baru, dan dengan kondisi yang baru."

"Tapi, Na-"

"Kak Arya bebas sekarang," potongnya. "Makasih untuk niat baiknya. Sekali lagi, nggak perlu ngerasa nggak enak dan ngerasa bersalah lagi. Permisi."

Kristina segera memutar roda kursi rodanya dengan kedua tangannya, meninggalkan Arya yang mematung. Arya berpikir, Kristina telah berubah.

***

KRISTINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang