CHAPTER 43

10 2 2
                                    

Rasanya, Arya sudah tidak sabar untuk berbagi kabar baiknya pada Kristina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya, Arya sudah tidak sabar untuk berbagi kabar baiknya pada Kristina. Sepertinya pacarnya benar-benar sibuk kali ini, gadis itu bahkan sama sekali tidak datang ke rumah sakit dan menghubungi Arya.

Arya mulai menyemprotkan parfum pada kemeja yang melekat di tubuhnya. Tidak lupa dia juga menata rambut dan kerah kemejanya agar tampak rapi. Pemuda itu meraih kotak persegi berukuran kecil di atas meja, lalu tangan kanannya meraih gawai dan mengetik pesan untuk seseorang.

Arya Syahrizal H

Na, hari ini kamu sibuk nggak?

Bisa kita ketemu?

Aku punya kejutan buat kamu.

Lima menit sudah berlalu pesan menunjukkan tampilan centang dua, tetapi Kristina sama sekali tidak membalas atau bahkan membaca pesannya. Tumben. Namun, Arya kemudian mengirimkan pesan suara pada Kristina.

“Rapi banget. Mau ke mana?”

Arya menatap Linda yang memasuki kamarnya, dia kemudian berdecak karena adiknya membuka laptopnya tanpa permisi.

“Pinjem bentar. Laptop gue mati,” ujar Linda sembari mengetik sesuatu di laptop. “Mau ke mana lo udah rapi banget pagi-pagi?”

“Ketemu Kristina.”

Balasan Arya seketika menghentikan aktivitas Linda, gadis itu lantas menatap abangnya yang sibuk menilai diri apakah penampilan sudah sempurna atau belum. “Janjian di mana?” tanyanya kepo.

“Gue mau ke rumahnya. Barusan udah chat, sih, tapi belum dibalas. Gue pergi dulu, ya.” Arya pamit dan melengos keluar kamar, tetapi tidak lama kemudian dia kembali untuk mengambil kotak hadiahnya yang tertinggal. “Ketinggalan. Kalau udah kelar jangan lupa dicas. Ntar malem mau gue pake,” kata Arya pada Linda.

“Iya-iya. Ish.”

***

Arya keluar dari mobil, lalu duduk di depannya sembari memainkan gawainya. Dia kembali mengirimkan pesan pada Kristina, tetapi tidak kunjung mendapat jawaban. Hanya centang biru. Tidak biasanya Kristina mengabaikan pesan Arya seperti ini.

Sesekali netranya mengarah pada rumah Kristina yang tampak sepi penghuni. Pandangan Arya baru beralih ketika mendapati panggilan masuk yang dia pikir dari Kristina, ternyata bukan, itu telepon dari papanya. Tanpa berlama-lama Arya menerima panggilan tersebut.

Panggilan dari Ardi sudah terputus. Arya kemudian mendekati pagar rumah Kristina, sesekali pemuda itu berteriak memanggil pemilik rumah serta menggoyangkan pagar besi sehingga bunyi cukup keras terdengar. Namun, tidak ada jawaban. Sepertinya, rumah Kristina benar-benar kosong.

Mau tak mau Arya memilih kembali memasuki mobil. Namun, Arya tidak langsung menyalakan mesin mobilnya, dia memperhatikan rumah Kristina sekali lagi. Entah mengapa Arya merasa ada sesuatu yang hilang di rumah itu. Alhasil, Arya kembali mengirim pesan kepada Kristina.

Arya Syahrizal H

Kamu nggak ada di rumah ya?

Padahal aku mau kasih kamu
hadiah, tapi kamunya nggak ada.

Dua pesan yang dikirim Arya langsung menunjukkan tanda centang biru. Dia juga mendapati status online tersemat di bawah nama Kristina. Arya menunggu balasan, tetapi Kristina sama sekali tidak membalas sehingga Arya kembali mengirim pesan lainnya.

Arya Syahrizal H

Tumben nggak dibalas.

Kali ini, tidak ada centang dua, apalagi centang biru, yang ada hanyalah centang satu serta info bahwa nomor Kristina aktif dua menit yang lalu. Dia kenapa?

***

“Kristina nggak ada masalah, kan, Dek?”

Arya bertanya seraya duduk di sebelah Linda yang kini tengah asyik menonton serial kartun kesukaannya. Tidak segera mendapat jawaban Arya lantas menyenggol bahu Linda hingga membuatnya berdecak.

“Apa, sih, Bang? Ganggu aja,” omel Linda.

“Kristina nggak ada masalah, kan?” tanya Arya. “Chat gue nggak pernah dibalas. Gue ke rumahnya juga nggak ada. Lo tahu nggak kenapa?”

“Nggak tahu.”

Arya menatap Linda yang kembali fokus pada tontonannya. “Masa lo nggak tahu, sih, Dek. Kan lo sahabatnya. Kalian berantem lagi?” tebaknya, mulai curiga.

“Ck. Nggaklah. Kita fine-fine aja. Nggak ada masalah.” Linda membalas. “Lo kan pacarnya, Bang. Kenapa masih nanya ke gue coba? Lagian gue sama Tina juga udah jarang ketemu. Sekolah lagi ada class meeting, semua pada sibuk sama kelas masing-masing.”

Arya bergeming sembari mengetik sesuatu di ponsel yang menunjukkan tampilan roomchat dengan Kristina. Pemuda itu kembali mengirim pesan ketika pesan terakhirnya sudah bercentang biru.

Arya Syahrizal H

Na, kamu kenapa?

Kok nggak pernah balas.

Kamu baik-baik aja, kan?

Wajah Arya berubah sendu, dia sama sekali tidak mendapat balasan selain tanda centang biru. Tidak lama notifikasi pesan masuk terdengar, cepat-cepat Arya membuka pesan itu. Ternyata, pesan dari Amara.

Amara Selgiana

Bisa kita ketemu?

Arya mengetik balasan lalu mengirimnya segera.

Arya Syahrizal H

Gue nggak bisa. Sori.

Amara Selgiana

Oke. Sori ganggu.

BERSAMBUNG

KRISTINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang