📒 16. Kirim Gue Ke Tuhan! ⚠

341 36 0
                                    

Note : Ada adegan kekerasan, di bawah umur boleh diskip. Kalau masih ngeyel baca, silahkan baca. Dengan satu syarat; adegan jangan ditiru.

⚠ Adegan jangan ditiru

"Gue akan ngirim lo ke Tuhan! Gue muak sama Lo, Han. Gue yakin seribu persen! Lo bakal bahagia di sana, tanpa Adam."

Hana berusaha mendorong tubuh Kena menjauh darinya. Kena sempat jatuh di tanah, tapi bangkit lagi, segera mengunci tubuh Hana. Hana merasakan dadanya sesak, ia kehabisan pasokan oksigen karena Kena menutup mulut Hana dengan tangan Kena.

"Lepasin gue, Ken!" Hana memberontak, masih berusaha keras mendorong tubuh Kena.

"Gue gak akan lepasin lho, Han. Udah banyak air mata yang keluar dari mata gue akibat lo! Air mata harus dibalas air mata! Lo harus rasaain apa yang gue rasain."

Kena menangkup kepalanya Hana dengan dua tangannya, membenturkan kepala Hana sekeras-kerasnya ke batang pohon. Hana ambruk di tempat, darah segar mengalir dari kepalanya.

"Lo mau kirim gue ke Tuhan? Tapi, gak semudah ini, Kena! Gue bukan manusia yang lemah!" Hana masih bicara, dengan darah segar yang kini membuat kerudungnya terdapat bercak-bercak merah.

Hana bangkit, dengan memegangi kedua tangannya. Kena sempat melotot, bagaimana bisa Hana sekuat ini. Kena menelan salivanya, menggigit bibir bagian bawahnya, Kena benar-benar takut kali ini kepada Hana yang tatapannya bak singa yang haus mangsa.

"Han, please jangan lukai gue!" cicit Kena sambil mundur dari letaknya, mendapati Hana yang kini berjalan ke arahnya.

Hana meneteskan air mata, kepalanya benar-benar merasakan sakit yang luar biasa. Tapi, ini tak membuat Hana lemah. Malahan, ia mempunyai niat untuk menghabisi Kena sekarang juga.

"Lo pikir, gue akan balas darah yang ada di kepala gue ini dengan darah? Lo salah, Ken." Hana kini berbicara sambil menahan tangis, suaranya parau.

"Gue gak sebodoh itu. Hanya karena laki-laki gue sampai membuat lo keluar darah segar. Gak, Ken ... gue gak akan lakuin itu." Hana kini ambruk di tanah, tangan Hana yang berlumuran dengan darah itu, mengusal air matanya yang baru saja keluar.

Kena membeku di tempat, mendapati Hana yang kini terkapar di tanah. Kena masih tak percaya, ia melakukan hal sebodoh ini. Kena tidak peduli dengan Hana, ia langsung melarikan diri dari tempat. Tak ingin aksi laknatnya diketahui banyak orang, Hana kembali lagi kepada letak Hana. Mengambil flat shoes tadi lalu membuangnya ke tong sampah.

Kena berlari dengan cepat, Kena menoleh kepada Hana yang terkapar di tanah, mendapati Hana yang belum kunjung sadar, Kena pun melajukan larinya sambil mengusap air matanya pelan.

"Gak! Gak mungkin ... itu bukan aku yang melakukannya. Di mana pikiranmu, Kena! Bagaimana bisa aku melakukan hal segila itu." Kena memukul kepalanya sambil berlari, lalu tak sengaja Kena menabrak seseorang yang membawa kantong plastik yang berisi camilan ringan.

Camilan ringan pun berceceran ke mana-mana. Kena mendongak, melolot matanya, kaget. Ketika orang yang Kena tabrak ini adalah Adam.

Adam mengernyitkan dahi, mendapati muka Kena yang sangat terkesan gelisah. Adam mencoba tak peduli, Kena segera berjongkok. Memasukkan beberapa camilan ke kantong plastik lagi. Memberikannya kepada Adam lalu segera berlari.

"Ada apa dengan Kena?" Adam membatin.

Sekitar lima langkah, Adam terperanjat bukan main. Mendapati banyak anak yang berkerumun di bawah pohon rindang tadi, tempat di mana Adam meninggalkan Hana untuk mencari camilan ringan tanpa pamit.
Adam segera berlari, menerobos siswa dan siswi yang tengah bergerumbul menjadi satu.

Take Me to Jannah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang