📒 45. Khawatir

405 36 0
                                    







"Bertahanlah, jangan tinggalkan aku sekarang juga"

- Alhamdulillah, Adam Imamku -







🔰🔰🔰

Satu tahun berjalan, bisnis milik Adam pun berkembang dengan pesat. Bahkan, sudah mempunyai dua cabang dalam wilayah yang berbeda. Semua itu, berkat riset kecil-kecilan yang di lakukan Adam satu tahun yang lalu, kepada guru SMAnya yang kini menjabat sebagai dekan di salah satu Universitas Bandung. Adam punya bisnis apa sih? Adam membuka bisnis sederhana saja. Yaitu, toko bunga. Adam mendapatkan inspirasi untuk membuka toko bunga, berawal dari Adam yang bekerja di Sukabumi-tempat pembudiyaan berbagai macam bunga.

"Semua karyawan udah digaji kan, Kak?" tanya Hana yang sedang mengerjakan tugas di laptopnya itu, Adam yang baru saja keluar dari kamar mandi, pun mengangguk pelan.

"Udah. Semua udah diurus sama Raga." Hana pun manggut-manggut pelan tanpa menoleh kepada Adam, jari Hana sibuk memencet papan ketik laptop.

"Kamu lagi ngerjain apa, sih?" tanya Adam sambil duduk di tepi ranjang, kemudian memainkan handphone sebentar, sekedar membalas pesan dari Fadilah-menanyakan tentang Hana dan Adam yang jadi konsultasi atau tidak.

"Lagi ngerjain tugas kuliah, susah banget. Bantuin, ya? Mau, kan? Hana capek." Hana berjalan ke ranjang sambil membawa laptopnya dengan tatapan lesuh. Adam langsung menepuk ranjang yang kosong, isyarat dari Adam agar Hana duduk.

"Sini laptopnya, lihat tugasnya yang gimana, sulit tingkat akut emang?" kata Adam sambil menerima sodoran laptop dari Hana.

Adam memangku laptop di pahanya yang sebelah kiri, setelah itu Adam mengecek soal Hana dengan menatap layar laptol intens. Hana menoleh ke arah jam sambil menguap kecil, tidak lupa Hana tutupi mulutnya dengan tangan kiri ketika menguap. Hana yang merasa kantuk pun, tiduran di paha Adam sebelah kanan sambil mengamati tangan Adam yang bergerak lihai di papan ketik. Hana kantuk berat sekarang, karena ia tidak bisa tidur semalam entah kenapa. Hana merasa gelisah, seperti akan ada sesuatu perubahan yang akan mengubah hidupnya.

"Kalau mau tidur, tidur aja. Yang nyenyak, ya," kata Adam sambil mengelus puncak kepala Hana kemudian mencubit pipi kanan Hana pelan. Hana pun mengangguk, memejamkan matanya lalu tidur. Hana tidur di pangkuan Adam sekarang.

Hana tidur di pangkuan Adam dengan nyenyaknya, Adam memandangi wajah cantik Hana yang terlihat sangat damai ketika tidur itu lumayan lama sambil tersenyum tipis. Setelah itu, Adam kembali membantu mengerjakan tugas Hana dengan telaten.

Sekitar dua puluh lima menit, Adam sudah menyelesaikan tugas Hana. Tangan Adam bergerak mengambil handphonenya yang ada di sampingnya, Adam membuka kamera handphone lalu memotret wajah damai Adam yang sedang tidur itu dengan terkekeh pelan.

Adam menutup laptop, menaruhnya di nakas kemudian memindahkan tubuh Hana untuk berbaring di ranjang, tidak seperti sekarang. Hana posisi meringkuk, pastinya akan membuat badannya sakit ketika bangun. Adam berhasil memindahkan Hana, setelah itu Adam menyelimutinya lalu mencium kening juga pipi Hana cukup lama.

Adam berjalan ke kamar mandi, dia akan mandi karena habis ini dia harus pergi ke toko bunganya yang semakin hari, penghasilannya semakin membeludak. Hana masih tertidur dengan lelapnya di ranjang nan empuk itu, Hana juga tidak merasakan pergerakan Adam ketika menciuminya tadi. Huft, Hana.

Take Me to Jannah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang