"Om, itu apa?" tanya Pandu menunjuk hasil rekaman yang ditangkap Dafa.
"Ini, teman kalian pegang pistol," jawab Dafa. Semuanya tak percaya dengan yang dikatakan Dafa.
Mereka baru saja sampai 5 menit yang lalu, berpapasan dengan Nada yang baru saja pergi. Dafa sudah berhasil menyadap ponsel Nada, yang berarti mereka tau dimana lokasi Nada.
"Tapi om, buat apa Nada punya pistol?" tanya Jabrik yang diangguk setuju Sagam, Leo, Pandu, Raja, dan Gavin.
"Gak masuk akal pah. Nada itu sukanya buku, pegang bola aja gemeter," ucap Gavin diangguk setuju lagi dari mereka.
"Vin, di depan mata kalian mungkin Nada itu terlihat lemah. Kalau di belakang, bisa beda bukan?" tanya Agam.
"Bener sih kata om Agam, kita ke lokasi Nada aja sekarang. Takut kejadian yang gak enak terjadi," seru Pandu.
"Lo kenapa Yo?" tanya Raja. Semua menatap Leo yang diam.
"Dada gue sakit ya?"
Lery terdiam. Biasanya anak kembar bisa merasakan apa yang dirasakan kembarannya, yang berarti ada yang tak beres sudah terjadi.
"Ayo cepet ke lokasi!" desak Lery.
Adit mengangguk, mereka mulai menancap gas ke lokasi yang sudah Dafa beri tahu. Lebih tepatnya di gudang yang tak jauh dari rumah Nada.
Sampainya disana. Mereka menatap gedung tua yang sudah tak cocok untuk di tempati atau diletakkan barang. Samar-sama mereka mendengar suara pertengkaran.
"Ada orang didalam sana pa!" seru Leo menunjuk gudang.
Dan tak lama, semua mematung mendengar suara tebakan yang terjadi dua kali. Perasaan Leo, Lery, dan Sagam mendadak hancur mendengar itu. Padahal, mereka tak tau apa yang terjadi didalamnya.
"LEA!"
deg!
Leo berlari dengan cepat ke gudang, ia mendobrak pintu itu yang menyebabkan tembakan Nada meleset ke atas. Tubuh Leo mematung melihat Lea yang tak sadar dalam pelukan Lia, dan darah yang sudah mengalir deras di punggungnya.
"LEA!" teriak Leo berlari memeluk Lea. Ia mengangkat tubuhnya. Menatap Lery yang matanya memerah.
"Urusin gadis itu, gue sama Leo ke rumah sakit," ujar Lery berlari menyusul Leo dengan membantu Lia dan ikut membawanya ke mobil Adit.
Sagam tak kuasa menahan amarahnya, ia menatap Nada yang sudah berdiri dari jatuhnya. Tangan Sagam melayang menampar pipi Nada tanpa memikirkan yang ia tampar adalah perempuan.
"Tamparan itu belum seberapa dengan perlakuan lo tadi Nada!" teriak Sagam. Hawa di dalan gudang mendadak diam dan menyeramkan.
Agam dapat melihat, kilasan dirinya dulu saat melindungi Syeira. Ia tau anaknya sangat menyayangi Lea, ia tau amarah Sagam kini tidak bisa ditenangkan begitu mudah.
"Aku suka sama kamu Sagam! Aku lakuin ini demi kamu!" pekik Nada.
"Demi gue lo bilang?! DEMI GUE?!" Sagam memegang pundak Nada. Mencengkram kuat sampai gadia itu meringis.
"Gam, lo terlalu ka-"
"Diam Ja. Gak ada yang boleh ikut campur satupun," potong Sagam memberi peringatan.
Adit, Dafa, Jefra, Pandu, Raja, Gavin, dan Jabrik menatap Agam yang mengangguk. Memberikan kode agar tidak ikut campur, karena Sagam tau batasan. Dia hanya sedikit memberikan rasa sakit, walaupun tak sebanding dengan apa yang Lea rasakan.
Pandu menghela nafas, ia menatap Sagam yang sangat berbeda dari biasanya. Sifat laki-laki itu datang kembali setelah 1 tahun lamanya diam.
"Aku gak bakal nyakitin Lea dan Lia, kalau kamu jadi milik aku Gam. Aku cin-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa itu cinta? (Selesai)
Teen FictionSelesai menulis, 26 Agustus 2021 Tentang anak remaja yang belum mengenal apa itu cinta? Apa artinya? Bagaimana cara mengekspresikannya? Sagam dan Lea. Sang peran utama di cerita ini, selalu di pertanyakan tentang hubungan mereka yang nyatanya hanya...