35 || Permintaan maaf

2.5K 433 128
                                    

Cara biar aku semangat update?
Spam komen yang positif💗
Vote💗
Share cerita ini kesiapa pun💗
Dan selalu nunggu cerita ini update💗✨

Selamat membaca💗✨

...

Nada terus menggedor pintu gudang yang terkunci. Lontaran kata kasar keluar dengan mudah dari mulutnya. Ia berdecih, tangannya mengepal.

"Kalian gak akan bisa memasukkan aku ke penjara," kekehnya mengeluarkan ponsel.

Tangan Nada bergerak mencari nomor preman suruhannya. Apa kalian ingat dengan empat preman yang hampir melecehkan Lea, dan mengganggu Sagam dan Lia? Yap, itu adalah suruhan Nada.

"Halo bos?"

"Jemput aku di gudang, sekarang!"

"Siap bos!"

Nada berjalan mengelilingi gudang. Ia tertawa saat mengingat dua buah peluru yang tertancap begitu mudah di tubuh Lea. Ini belum berakhir, ia akan membunuh Lea dan Lia secepat mungkin.

Jika ia tak bisa memiliki Sagam, maka cewek manapun yang dekat dengan Sagam juga tidak mendapatkan Sagam. Nada akan melakukan segala cara untuk menyingkirkan Lea dan Lia.

"Kalian pikir aku bodoh? Kalian yang bodoh! Dengan mudahnya ninggalin aku disini tanpa berpikir panjang?" Nada tertawa sambil bertepuk tangan.

Suara derum motor membuat tawa Nada berhenti. Dengan cepat gadis itu berjalan menghampiri pintu. Ia mendengar suara suruhannya.

"Bos?! Bos di dalam bos?"

"Iya! Aku di dalam. Cepat dobrak pintu ini!" perintah Nada.

Tangan Nada terlipat. Ia mendengus mendengar para preman itu yang tengah ribut siapa yang akan mendobrak.

"CEPAT DOBRAK!" teriak Nada marah.

"Baik bos!"

"Bos awas jangan di dekat pintu."

Brak!

"Bos gapapa kan?" tanya salah satu dari mereka.

"Gapapa, cepat antar saya. Kita harus menghilang untuk sementara," tegas Nada.

Para preman itu mengangguk. Menaiki motor mereka, Nada naik ke salah satu motor mereka. Tersenyum sinis.

"Tunggu ajal kalian berdua, Lea dan Lia."

...

Di dalam mobil taksi, Sagam terus mendesak sopir taksi tersebut agar mempercepat melaju kendaraannya. Hati Sagam tidak tenang sedari tadi, ia harus cepat sampai di hadapan Lea. Lea membutuhkannya, dan ia membutuhkan gadisnya.

"Gam, jangan kamu desak sopirnya. Kasian," tegur Agam menenangkan putranya.

"Sagam belum tenang pah," jawab Sagam menghela nafas. Mencoba duduk dengan tenang.

Adit melirik kebelakang, menatap Sagam yang yang gelisah. Sedangkan putranya, Raja sedang sibuk memantau ponsel. Menunggu kabar dari Leo. Adit merasakan dejavu, dulu Agam sama persis seperti Sagam, dan dirinya sama seperti Raja.

Mereka sampai di depan rumah sakit, Sagam langsung turun dari taksi dan berlari kedalam. Disusul Pandu yang juga turun dari taksi yang berbeda.

Manik hitam Sagam gencar mencari ruangan Lea. Ia terdiam di depan lorong, menatap Anin yang menangis sesegukan di pelukan Syeira, mamanya.

Apa itu cinta? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang