05 || Pandu kenapa?

2.8K 480 98
                                    

Cara biar aku semangat update?
Spam komen yang positif💗
Vote💗
Share cerita ini kesiapa pun💗
Dan selalu nunggu cerita ini update💗✨

Betewe, AIC? Nanti double up loh wkwk. Satunya nanti malam up.

Selamat membaca!

...

Hari rabu menurut XI Ipa 2 adalah hari ter-good and ter-mantep. Pasalnya, ada jam olahraga yang bisa membuat mereka merefreshingkan pikiran sehabis bergulat hebat dengan rumus matematika.

Semua warga XI Ipa 2 sedang melakukan pemanasan sebelum berlari mengelilingi lapangan dan sehabis itu di lanjutkan pengambilan nilai.

Lea, gadis itu malah asik mengikuti pemanasan yang dilakukan Leo dan Pandu. Membuat Sagam, Gavin, dan Raja menggelengkan kepala.

"Gerakkan pinggul ke kanan!" heboh Leo di balas sorakan dari Lea dan Pandu.

"Ke kiri!" hebohnya lagi.

"Musik!"

Saya masih ting! ting!
Dijamin masih ting! ting!

Dan ternyata pemanasannya itu bermain tiktok. Cukup lihatin saja, dan keluarkan senyuman.

Prittttt!

Bunyi peluit membuat semua warga XI Ipa 2 membentuk barisan. Berdiri menghadap ke matahari yang sedikit panas, tapi masih ada angin yang membuat suasana sejuk.

"Bapak silau parah!" teriak Leo menunjuk kepala pak ambyar yang botak. Ya, beliau baru saja mencukur rambutnya kemarin.

Membuat gelak tawa warga XI Ipa 2 pecah. Lalu tak lama diam karena pak Ambyar yang ngamuk.

"Diam! Sekarang juga kalian lari keliling lapangan sebanyak 25 kali!" perintah pak Ambyar dengan wajah merahnya. Malu itu malu.

"Pak, kasian kaum hawa lari sebanyak itu, kurangin dikit lah," seru Pandu membuat siswi kelas XI Ipa 2 kagum, begitu juga dengan siswi yang melewati lapangan.

"Keluar kebuayaannya," kekeh Gavin.

"Beda sama om Jefra yang dulu jomblo," ucap Raja.

Gavin hanya terkekeh sebagai respon. Menatap Pandu yang sedang menyombongkan dirinya.

"Tuh pak dengerin kata Pandu, masa Lea sama cewek yang lainnya lari sebanyak itu?" seru Lea diangguk setuju siswi lainnya.

"Kamu itu kan mental baja, berdiri di tengah lapangan berjam-jam aja sanggup," ujar pak Ambyar di balas sorakan dari siswi XI Ipa 2.

"Sudah-sudah! Cepetan lari!"

Pritt!

Semua mulai berlari keliling lapangan dengan hawa yang kemusuhan dengan pak Ambyar. Dengan semangat 45 dikurangi 40 mereka berlari.

Sesekali warga XI Ipa 2 memberikan sorakan saat melewati pak Ambyar yang tengah memberikan senyum ledekan pada mereka semua. Guru nya yang bikin emosi ternyata.

Sagam, Gavin, Pandu, Leo, dan Raja melirik Lea yang misuh-misuh. Diliat-liat sih tuan putri masih semangat, cuman semangatnya itu mengoceh saja.

"Pak Ambyar ini gak berke-gu-ruan banget!" gerutu Lea.

"Dia udah keguruan, lo nya aja yang gak kemuridan," seru Leo dibalas dengusan dari Lea.

"Mamak!" ringis Lea tersungkur. Membuat ke-5 laki-laki yang berlari bersamanya panik.

Apa itu cinta? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang