32 || Belum di temukan

2K 416 402
                                    

Cara biar aku semangat update?
Spam komen yang positif💗
Vote💗
Share cerita ini kesiapa pun💗
Dan selalu nunggu cerita ini update💗✨

Selamat membaca💗✨

...

Semua sudah berkumpul di markas. Ada para ayah yang ikut bergabung yaitu Agam, Adit, Dafa, Jefra, dan Lery. Sagam, Raja, Gavin, Pandu, dan Leo juga ikut berkumpul. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan Lea masih belum ditemukan juga.

"Pa, lapor polisi aja," saran Leo. Ia sangat khawatir dengan keadaan Lea malam ini.

"Kita belum bisa lapor kehilangan Lea, harus nunggu 24 jam," sahut Jefra.

"Tapi om, kita mau cari kemana lagi?" tanya Leo frustasi.

"Tadi Lea kerja kelompok dimana?" tanya Lery.

"Di rumah Nada, pa." Mata Leo membulat seketika. "Kita cari dari rumah Nada!"

Semua menghela nafas. Benar ya, anak sama bapak sama. Sama-sama membuat emosi terkumpul dan membludak.

Jefra menepuk pundak Lery. Tersenyum. "Seandainya lo gak goblok Ler. Anak lo gak bakal begini."

...

"Nada!" panggil Sagam. Mereka semua sudah sampai di rumah Nada, sesuai dengan ingatan Leo.

Ceklek!

Pintu terbuka, menampilkan Nada yang dalam keadaan wajah bantal. Sepertinya mereka mengganggu tidurnya Nada.

"Eh, kalian. Kenapa?" tanya Nada kaget. Ia memakai terlebih dahulu kacamatanya.

"Kita ganggu ya?" tanya Pandu tak enak.

Nada tersenyum menggeleng. "Mau masuk dulu?" tawar Nada.

"Gak usah," tolak Gavin. "Kita mau, lo anter kita ke tempat terakhir lo anter Lea," kata Gavin to the point.

"Boleh, sebentar. Aku ambil jaket dulu," ucap Nada masuk kembali ke dalam.

Para ayah sedang menunggu anak-anak mereka di mobil yang Adit bawa. Dafa menelisir rumah Nada, ia penasaran dengan lampu yang menyala di ruangan atas rumah milik Nada. Dari yang ia lihat, hanya itu yang hidup sampai mereka datang.

"Lo liat apa Daf?" tanya Adit.

"Kamar atas," jawab Dafa.

"Kenapa sama kamar atas?" tanya Agam penasaran.

"Dari kita datang, udah nyala."

"Mungkin temennya mereka lupa matiin," sahut Jefra.

Dafa mengangkat bahunya tak acuh. Ia menatap ke arah anak-anak mereka yang hendak pergi ke lokasi. Nada naii motor bersama Sagam, tanpa ada yang menyadari dan hanya Dafa yang memperhatikan secara inci. Tangan Nada begitu mulus dan tenang memeluk pinggang Sagam.

Aneh.

"Ikutin mereka Dit," titah Agam dibalas anggukan dari Adit.

Selama perjalanan, mata Dafa tak lepas dari motor Sagam. Pikirannya sedang di hantui pertanyaan yang begitu banyak, gini kalau umur semakin tua. Sedikit sulit untuk banyak berpikir, karena konsentrasinya mudah buyar.

Sagam memberhentikan motornya tepat sesuai yang di bicarakan Nada tadi. Ia menatap sekeliling halte. Semua turun dari motornya, begitu juga dengan para ayah yang keluar dari mobil.

"Kamu yakin, Lea minta turun disini?" tanya Lery.

"Iya om, Lea minta turun disini," jawab Nada mengangguk yakin.

Apa itu cinta? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang