Prolog

7.6K 1K 100
                                    

Semuanya hitam..

Rasanya dingin sehingga tubuhmu menggigil. Perasaan negatif semua menumpuk pada dirimu. Kemarahan, kebencian, kesepian semuanya memuncak pada satu titik.

Tidak ada yang menginginkan mu. Tidak ada yang menjagamu. Kamu sendirian dikegelapan.

Kamu tidak takut gelap, tapi takut jika tiba-tiba akan ada yang menyerangmu.

Kamu berusaha membuka mata, sayang sekali rasanya benar-benar berat. Sampai ada suara yang berbicara didalam benakmu.

[Bangunlah, [Y/n]]

Pemandangan yang pertama kali kau lihat adalah hutan. Kau berkedip beberapa kali lalu mengucek matamu untuk memastikan apa yang kau lihat.

".. apa ini efek samping karena obat penenang? Keknya enggak deh."

Kau lalu mencoba bangkit dari tanah dan berdiri tegak, lalu menyadari kejanggalan. Pakaianmu yang tadi seragam sekolah berubah menjadi gaun putih polos selutut, dan rambut hitam mu menjadi perak sedikit gelap.

"A-a-a AKU DIMANA TERUS AKU SIAPA WOI!?"

Sepertinya kau berteriak terlalu keras saking kagetnya, kau baru sadar dari rasa kagetmu saat merasakan kehadiran seseorang yang akan datang dari arah belakang. Kau hanya diam ditempat tanpa berani menoleh.

Kau merasa gugup mendengar suara semak-semak yang disingkirkan dengan suara langkah kaki seseorang.

"Apa yang-- siapa?"

"Nya!"

"Meooww!"

Sebuah suara laki-laki dan 2 anak kucing masuk ketelingamu, kamu tidak fokus pada suara manusia, karena mendengar suara kucing dengan cepat kamu berbalik.

"..!!"

Kamu tiba-tiba fokus pada warna merah yang mengingatkanmu tentang warna senja. Ada seorang pria berambut merah sedang menggendong dua kucing kecil. Satu berwarna perak seperti rambutmu, yang satu merah seperti rambut pria itu.

'Rambut merah.. mata coklat kemerahan.. kucing merah dan perak...'

Kamu tiba-tiba mendapatkan seseorang ketika memikirkan deskripsi tadi.

"..Cale henituse. Ah!" Kamu cepat-cepat menutup mulutmu dengan satu tangan lalu melihat ke arah orang berambut merah tersebut.

Dia terlihat memasang ekspresi aneh seperti kebingungan dan keterkejutan.

".. kau mengenalku?"

Ho!

'J-jadi dia beneran Cale!? Cale henituse yang itu???? K-kok bisa-- kamu jadi nyata!?'

Cale diam memandang gadis asing didepannya dengan tatapan aneh, dahinya berkerut karena gadis ini tau namanya.

'Apa dia seseorang yang Cale asli kenal?'

Jika iya, maka itu masalah besar. Dia tidak tau apa-apa soal lingkaran sosial Cale henituse. Siapa temannya, bahkan siapa gadis ini?

Cale mengingat kembali bagaimana dia bisa sampai kesini.

Ini adalah hari pertama sebelum tiga hari kedepan dia akan pergi ke ibukota. Malam sebelumnya saat dia tertidur, Cale mendapatkan mimpi. Dia tidak tau jelas mimpi apa, tapi dia mendapatkan perasaan bahwa dia harus pergi ke hutan.

Tentu saja itu tidak masuk akal, tapi untuk jaga-jaga Cale akhirnya memutuskan untuk pergi hanya dengan membawa On dan Hong. Cale tidak ada niatan untuk membawa Ron atau Choi Han bersama.

🌼✨[TCF x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang