32

3.4K 474 142
                                    

Sudah berapa kali dia menghela napasnya, rasanya ini tidak pernah berakhir. Suara tawa 3 orang terdengar nyaring di telinga Cale. "Apakah.. masih lama?"

[Y/n] terkekeh geli. "Apa maksudmu? Kami harus mengubahmu menjadi pangeran cantik~"

Astaga.

'Semoga tidak sampai dress up..' Cale benar-benar ingin kabur dari situasi ini. Sejak tadi anak-anak membawakan banyak sekali aksesoris dan make up yang tampaknya itu milik [Y/n]. Jelas itu milik [Y/n], milik siapa lagi coba.

Anak-anak bertingkah seperti asisten yang cakap, saat dimintai pita, mereka akan membawakan banyak sekali pita warna-warni dan [Y/n] sebagai periasnya akan mengambil beberapa warna dan membandingkannya.

Mana yang cocok dengan Cale, dari rambutnya, dari mata dan dari kulitnya.

Cale ingin mengeluh, riasan di wajahnya dan aksesoris di rambutnya terasa sangat tidak nyaman. Masalahnya adalah [Y/n]. [Y/n] pencetus ide ini, jika [Y/n] berhenti, anak-anak akan ikut berhenti juga.

'Tapi bagaimana aku bisa mengatakannya jika dia tampak sesenang ini?'

Cale bisa melihat wajah sumringah [Y/n]. Gadis itu tersenyum dan terkekeh saat dia berhasil menemukan kombinasi yang bagus, dia memang cantik, namun melihat senyumannya sedekat ini tampak lebih cantik.

Hufft ..

Sepertinya tidak ada pilihan lain selain membiarkan [Y/n] puas. Bukan seperti melihat senyuman itu bisa merugikan dirinya.

[Y/n] mengambil sebuah pensil alis dan mengganti posisinya, dia yang sebelumnya berada di belakang segera berpindah ke depan Cale. Benar-benar di depannya. Gadis itu berdiri di lututnya tepat di antara kaki Cale yang terbuka.

"??"

Cale terkejut saat tiba-tiba [Y/n] meletakkan jari telunjuk di bawah dagu Cale dan mengangkatnya perlahan, membuat Cale mendongak ke atas sehingga bisa melihat wajah [Y/n] yang tersenyum.

"Nah, dari posisi ini aku bisa melakukannya."

[Y/n] ingin menggambar alis Cale, jika dia melakukannya dari depan wajah pas, rasanya tidak bisa karena posisinya pasti tidak nyaman. Namun jika dari angel ini, [Y/n] bisa melakukannya dengan lebih bebas.

Tanpa sadar Cale menelan ludahnya dengan kasar saat menyadari bahwa ini benar-benar terlalu dekat. Dia melihat bagaimana ujung pensil mengarah ke atas matanya dan mulai ditekan sehingga meninggalkan bekas.

Hong yang memegang kotak pita menyenggol tangan On dan berbisik. "Noona, kenapa posisinya seperti itu?"

"Uhh.."

On sendiri tidak tau kenapa [Y/n] memilih posisi itu. Di matanya [Y/n] sedang berdiri di lutut dan memeluk kepala Cale. Yap, memeluk ke dadanya. Karena posisi mereka membelakangi On dan Hong, jadi yang seperti itu adegan yang keduanya lihat.

'Apa kita boleh melihat ini?'

Melihat bagaimana tangan Cale masih diam di tempat, On kira masih baik-baik saja untuk dilihat. Walau gadis muda ini masih memiliki perasaan kalau pasangan itu akan melakukan hal lebih.

Mungkin kan ya? Antisipasi, dia menarik adik laki-lakinya menjauh sedikit.

"Sebentar, sebentar." [Y/n] menghapus bagian ujung dan menggambar lagi. Cale hampir mendengus karena dirinya tampak seperti kanvas dengan [Y/n] sebagai pelukisnya.

Pada akhirnya Cale protes dengan posisi ini karena lehernya sakit dipakai mendongak terus. Terlebih dia berusaha keras agar bagian apapun dari kepalanya, bahkan dagunya tidak sampai menyentuh dada [Y/n].

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🌼✨[TCF x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang