29

4K 690 167
                                    

Jadi kemarin-kemarin aku bilang mau double update, pas-pasan kuotaku malah habis.

Yaudah ye kan aku ngetik aja dulu bab 29, offline (waktu ngetik engga ada jaringan internet). Niatnya besok-besok beli kuota kalau ada waktu (sibuk karena nyiapin buat lebaran) dan akan ku update ceritanya.

Eh pas ada kuota, kubuka, cuma kesimpen dan tampil seperempat. Padahal aku dah ngetik sampai kira-kira 1400 kata kalau engga salah😭 di revisian juga engga ada😭😭😭

Alhasil ngetik lagi😭✌️

Monggo nikmati bab 29, saya lagi emosi sama WP🙂✋

.
.
.

Beacrox mengutuk didalam batinnya. 'Bangsad kalian, Vira, Hans.' tadi di perjalanan kesini Beacrox sempat bertanya apakah dia harus mengantarkannya sekarang, makanannya, keduanya menjawab aman.

Aman apaan ini. Sesat.

"Tuan muda, saya membawakan sarapan Anda dan Nona."

Suara Beacrox membuat sepasang kekasih(?) Didepannya segera menoleh ke arah pintu, dan saat menemukan jika ada Beacrox disana mengamati, [Y/n] segera menarik tangannya sementara Cale sekarang memiliki wajah tanpa ekspresi.

"Beacrox." Panggilan dari Cale membuat Beacrox menatap sepasang mata cokelat kemerahan tersebut.

Cale memiliki ekspresi datar yang menampakkan bahwa dia tidak merasakan apa-apa, dia tidak memikirkan apa-apa. Seakan dia bahkan tidak tertarik untuk menunjukkan ekspresi terganggu karena momen kebersamaannya bersama tunangannya diganggu.

Namun walau diluar terlihat begitu, Beacrox bisa merasakan ada sedikit nada kekesalan saat Cale memanggil namanya.

"Ada apa Tuan muda?"

"Beacrox, sejak kapan kau disana?"

"Saya sudah disini sejak tadi, Tuan muda-nim."

Kedua laki-laki itu saling bertatapan, dan [Y/n] yang merasakan suasana tidak enak diantara tatapan keduanya segera menyela. "Ekhem-ekhem." [Y/n] sedikit terkejut karena Cale memperlihatkan rasa kekesalan melalui tatapannya kepada Beacrox.

Padahal di cerita aslinya, Cale tidak berani sama sekali untuk menyinggung Beacrox, mengetahui identitas aslinya dan spesialis Beacrox yang adalah seorang Penyiksa.

Sementara itu Cale memalingkan tatapannya ke samping sambil diam-diam mendecih. 'Dia mengganggu.' Beacrox benar-benar mengganggu waktunya bersama [Y/n], padahal tadi bisa saja Cale melihat reaksi [Y/n] saat dia melakukan hal itu.

Dan itu gagal total karena Beacrox. Padahal tadi adalah kesempatan yang paling bagus. Jadi wajar jika Cale kesal.

Cale memijit keningnya. "Taruh saja diatas meja."

"Baik, Tuan muda-nim." Beacrox segera pergi dari ambang pintu dan berjalan ke arah meja yang ada didalam kamar. Dia sadar jika Cale merasa kesal dengannya, namun Beacrox sendiri juga merasa kesal.

Sebenarnya bukan pada Cale dan [Y/n], keduanya tidak salah apapun. Mereka hanya menjalin hubungan saja, itu normal. Yang membuat Beacrox kesal adalah bagaimana Ron, ayahnya, sekarang mulai mempertanyakan kapan Beacrox akan punya.

Cale Henituse. Ron sudah merawat anak itu sejak bayi, dia melihatnya besar sampai sudah beranjak dewasa. Mungkin Ron melihat Cale sebagai putranya yang lain selain Beacrox.

Melihat putranya yang lain itu sudah memiliki kekasih, bahkan sampai tunangan, Sepertinya Ron ingin jika putra kandungnya, Beacrox, melakukan hal yang sama.

Beacrox menghargai perasaan ayahnya yang ingin Beacrox bersama dengan seseorang seperti bagaimana Cale dan [Y/n]. Keduanya sangat dekat dan saling mencintai(?).

🌼✨[TCF x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang