12

4.1K 925 159
                                    

Cale mengangkat satu tangannya mengkode [Y/n] untuk berhenti. Dia memiliki ekspresi tak percaya di wajahnya. "Apa-apaan dengan suami...? Aku? Menjadi suami?"

[Y/n] menyipitkan matanya menatap tidak suka. "Jangan buat aku menceritakan banyak fanfic tentangmu yang memiliki pasangan, Cale Henituse."

"Ap--!?"

What the fuck??

'Fanfic tentangku? Apa?'

Cale memijit keningnya. 'Perasaanku mengatakan untuk tidak membahas soal itu, untuk menjaga kewarasanku.' padahal [Y/n] dengan senang hati menceritakan semua lho~

"Cale, aku akan keluar kamar mengambilkan pakaianmu."

Sebelum [Y/n] mundur dan pergi dari ruangan itu, Cale menyela. "Aku akan keluar juga."

??

"Kau akan memakai pakaianmu diluar?"

"Ya, kita tidak punya waktu lagi."

'Benar juga sih' tapi tetap saja kedengeran aneh. Namun mengingat jika mereka ditunggu oleh Violan dan Deruth, [Y/n] membukakan pintu lebar-lebar untuk Cale, mempersilahkan pria berambut merah tersebut untuk keluar terlebih dahulu.

Cale segera keluar ruangan dan mendekati kasurnya, tempat dimana pakaiannya diletakkan. Sementara [Y/n] berbalik badan setelah menutup pintu kamar mandi.

Sambil melepas jas mandinya dan memakai pakaiannya, Cale berbicara dengan [Y/n].

"Sejak kapan kesalah pahaman itu bermula?"

[Y/n] mengangkat bahunya. "Entahlah, mungkin setelah kamu berbicara dengan Tuan Deruth." Cale mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu? Aku tidak mengatakan sesuatu yang salah."

Tidak percaya, [Y/n] mulai bertanya tentang apa yang sebelumnya Cale katakan kepada Deruth. "Memang apa yang kamu katakan?"

"? Aku mengatakan kalau aku ingin kamu disisiku?" Ucap Cale tanpa menyadari makna ganda dibalik kata-katanya. Dia juga tidak menyadari [Y/n] yang sudah berbalik dengan wajah horror.

"Kamu ngomong apa?"

Masih sibuk merapikan jasnya, Cale memberikan jawaban seadanya. Yaitu dengan mengulang apa yang dia katakan tadi. "Apa kau tidak mendengarnya? Aku bilang kepada ayah untuk menaruhmu di sisiku."

'Apakah ini sudah rapi?' Cale tidak tau karena dia belum berkaca. Mengingat kaca ada di bagian lain, Cale pun berbalik dan terkejut saat melihat [Y/n] yang sudah ada dibelakangnya dengan senyuman yang memberikan Cale rasa kedinginan.

"Cale, WTF is wrong with you?😀"

[Y/n] meletakkan kedua tangannya di bahu Cale, dia harus sedikit mendongak karena tingginya dan Cale berbeda. Cale tersentak saat merasakan tangan [Y/n] sedikit meremas kedua bahunya. "Hei, apa yang kau lakukan?"

Tidak memberikan jawaban, [Y/n] hanya terus tersenyum, sampai dia hanya bisa menghela napas. 'Aku lupa kalau Cale tidak punya rasa kepekaan sama sekali🙂'

Eh tidak.

Cale punya.

Sayangnya itu dibawah standar manusia pada umumnya.

Kayak percuma nungguin dia peka duluan😀🙂

[Y/n] melihat rambut Cale yang masih sedikit berantakan. Dia menarik Cale ke kursi dan mengambil sisir. Cale hanya diam diseret karena merasa dia sudah melakukan kesalahan. Cuma dia bingung.

'Memangnya aku salah apa?'

Cale merasa dia tidak melakukan apapun yang salah, tapi merasakan genggaman erat [Y/n], Cale merasa dia salah. Perasaan yang aneh, Cale tidak paham itu.

🌼✨[TCF x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang