Cale kesakitan. Dia memegangi dagunya yang disruduk oleh kepala belakang [Y/n]. Giginya tadi saling bertabrakan, untung saja tidak sekalian lidahnya tercepit. Bisa berdarah nanti.
'Kenapa sih!?' Sambil mengelus bagian yang nyeri, Cale berpikir untuk kesal kepada [Y/n]. Setidaknya jika [Y/n] tidak bisa dikontrol dengan cara baik-baik, Cale akan menggunakan cara kasar.
Melihat tangan Cale sudah tidak melilitnya, [Y/n] segera bangun, hanya untuk di sambut kembali dengan kram di perutnya. Otomatis dia segera berjongkok dengan merapatkan sekali kakinya ke perut.
Cale yang tadi niat akan memarahi [Y/n] jadi engga tega lihat gadis itu berjongkok kesakitan dibawah.
Huffttttt....
'.. mungkin aku bisa mencoba saran yang diberikan oleh pendeta kekuatan kuno.' walau begitu, Cale masih sedikit ragu. Memangnya makanan bisa?
Sambil memikirkan lebih lanjut mengenai saran dari kekuatan kuno, Cale mengulurkan tangannya kepada [Y/n]. "Makanya jangan banyak gerak."
"Ughh.." [Y/n] pada akhirnya pasrah dan menerima uluran tangan dari Cale. Dia bangkit perlahan-lahan, jaga-jaga jika nanti kramnya langsung kambuh karena terlalu banyak bergerak
Cale bergeser sedikit dan mempersilahkan [Y/n] untuk duduk disebelahnya. On dan Hong yang melihat [Y/n] sudah tenang dengan perlahan berjalan mendekat, sampai tiba-tiba keduanya diangkat oleh Cale lalu ditaruh di pangkuan [Y/n].
"Ini. Terserah mau kamu apain, aku akan memberitahu Vira atau Hans untuk memberikan camilan malam untukmu."
Mendengar kata 'camilan', wajah [Y/n] yang awalnya terlihat lemas segera berubah berseri-seri. "Camilan? Untukku?"
"Iya-_ jadi diam saja didalam kamar."
"Oke~"
Cale menghembuskan napas lega saat dia berjalan keluar kamar. 'Astaga, kenapa tidak daritadi kepikiran? Yah setidaknya aku tau caranya sekarang.'
Untuk jaga-jaga jika cara ini berhasil, Cale akan menggunakannya dimasa depan. Cale berjalan dilorong lantai 2, mencari dimana keberadaan Hans maupun Vira.
'Dimana mereka berdua? Apa mereka sudah tidur?'
Mengingat ini sudah malam, Cale berniat akan memutar arah dia berjalan agar bisa langsung menuju ke lokasi dapur penginapan ini, namun tepat saat itu juga, Cale terkejut.
Dia sangat terkejut sampai-sampai Cale merasa jantungnya sedang melompat saat melihat Ron, mantan pembunuh profesional tersebut sedang tersenyum dengan senyuman ramah selayaknya orang tua pada umumnya.
Itu membuat Cale memiliki perasaan tidak enak. Dan benar saja, itu terbukti saat Ron membuka mulutnya.
"Tuan muda, sepertinya anda babak belur."
Uh-huh?
"Oh."
Cale menyentuh dagu lalu ke dahinya, dia tidak berkaca sebelum keluar dari kamar, namun apakah sangat terlihat?
'Perasaan rasanya tidak sampai membenjol lho..'
Melihat Cale hanya diam, Ron bertanya mengenai kondisi [Y/n].
"Bagaimana kondisi Nona [Y/n], Tuan muda-nim?" Tanya Ron membuat Cale terdiam. Uhh kondisinya..? Kritis?
Cale tidak bisa mengatakan jika [Y/n] terlihat seperti gangguan ment--ekhem, bukan, lebih seperti sedang tidak stabil moodnya.
Kadang [Y/n] akan tersenyum senang, lalu mengerutkan kening bingung dan kesal, lalu tertawa, lalu menangis, lalu apa tadi? Sampai mau menjelma seperti banteng dengan niat nabrakin kepalanya ke dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌼✨[TCF x Reader]
Fanfiction16+ [Mengandung bahasa kasar, tolong yang sedikit sensitif mohon memaklumi jika benar-benar ingin membaca🙏🏼] Pokoknya ini cerita Cale Henituse dan kamu, [Y/n] tunangannya. Bukan oneshot lho:) Paaaanjang pastinya( ╹▽╹ ) •Karakter pinjam dari noveln...