“Ck! Ahh capek! aing mau nga-godin aja lah!” Haechan membanting kecil topinya.
Ke-empat Pradika Bersaudara itu, kali ini sedang menyusuri sebuah jalan menuju rumah Tzuyu.
“Tahan! Hadiahnya Masakan teteh.” begitu denger hal itu dari Renjun, Haechan jadi teringat senyum Erin.
Alhasil, Haechan kembali semangat dan ceria. Jeno yang melihat hal itu, bergidik geli.
"Eh anjing!"
"Barang siapa yang berpuasa namun bertutur kata kotor! Maka Allah tidak membutuhkan puasanya!" Ujar Renjun.
"Astaghfirullah!" Jaemin langsung mengusap dada.
"Itu, kek nya rumah si uzuy deh."
"Grebek aja udah." Seru haechan, gak sabaran.
"Bentar! Jangan gegabah."
Mereka berempat mengendap-endap. Sampai di sebuah gang kecil, mereka memilih untuk bersembunyi dibaliknya.
"Coba melongo bentar." Kata Jaemin. Kemudian, haechan menurutinya.
Namun, alih-alih berdiri dan mengintip sedikit ke arah rumah itu, Haechan cuma diam dan bengong. Dengan mulut terbuka.
"Lu ngapain!" Desis Jaemin kesal.
"Kata lu gue melongo. Ini lagi melongo."
Y-ya gak salah sih. Tapi, Renjun dan Jeno memilih untuk diem sambil nyoretin tanah pake telunjuk mereka.
Jaemin menggeram frustasi.
Sampai, Suara nyaring berupa barang pecahan, mengejutkan mereka.
Ke-empatnya kontan berdiri. Menyaksikan sesuatu tanpa suara.
"Cowok gan? Itu pacarnya Ryu temennya teteh bukan si?"
•••
"Assalamu'alaikum!"
Erin menoleh, namun ternyata buat Ke-empat anak itu. Melainkan Abang paket yang sedang menanti dengan barang pesanan di tangannya.
Erin mendengus, ini hampir Maghrib. Dan, Erin udah siapin menu buka nya dari tadi.
"Paket apa ya kak?" Tanya Erin, karna emangabang paketnya masih muda.
"Oh ini, gatau mbak. Tapi nama penerimanya, Serin Aula Fidha?"
Erin mengeryit. Itu memang dirinya. Tapi, siapa yang iseng atau yang ikhlas ngasih dia paketan. Mana, keliatannya gede lagi.
Erin menerima paketan itu.
"Kalo bisa, nanti di cari lagi ya kak. Sampaikan terimakasih saya sama pengirimnya."Kurir itu mengangguk, tersenyum manis. Bahkan Erin sempat terpaku karna Mas kurir nya ganteng bangatt.
"Oh iya, Nama saya Eunwoo. Mahasiswa UNJ."
Erin mengeryit, kemudian mengangguk sekenanya. Jadi, Satu kampus dong. Tapi kok Erin gatau ada kakak ini ya?
Jarang liat, atau emang dia tingkat akhir.
"Oh iya, boleh kenalan? Soalnya kayak pernah liat deh."
Erin diem sebentar. Bingung, karna sebenernya gak sembarang orang harus Erin ramahin. Takut ada kejahatan.
"Erin, UNJ jurusan psikologi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teteh || Nct Dream
Fanfiction"TETEH! AA, ABANG, MAS, SAMA KAKAK SUKA SAMA TETEH KATANYA!" Pekikan Suara Chenle menggelegar di seluruh penjuru Rumah.. Erin tercengang...Heh?! Sementara disisi lain.. "Ck, Lele sama Adek tuh! Huh!" "Yaa, gimana ya...Mending kita bersaing secara se...