|Bantuan|

2.1K 252 34
                                    

Suasana yang nyaman sangat terasa oleh Mingyu saat dirinya berada disanaㅡtempat tinggal Taeyong. Ditemani dengan seorang bocah kecil yang membuat Mingyu terkejut disaat pertama kali menatap nya, parasnya sangatlah mirip dengan sang sahabat.

Sempat terpikir dibenak nya, Bahwa Jaehyun sangatlah beruntung. Dikelilingi dengan orang orang yang amat mencintai nya, berbanding terbalik sekali dengan dirinya. Hanya seorang anak yatim piatu yang tidak pernah merasakan sebuah kasih sayang, tidak mengerti apa itu arti mencintai dan sekali ia mencintai seseorangㅡia harus menelan pil pahit bahwa dengan lancang nya mencintai suami sahabat nya sendiri.

sekejam itu dunia pada nya.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sosok suami sang sahabat itulah yang menjadi faktor penyemangat nya hingga bisa berjalan dengan kaki nya sendiri, menjadi seseorang disegani dan tak akan ada lagi seorang pun yang akan menghina nya.

Lupakan tentang hal itu, akan sangat sakit jika kembali diingat, sebuah perjalanan tentu terus menghadap kedepan namun kita juga tidak boleh lupa untuk menengok kembali kearah belakangㅡhanya untuk melihat seberapa tangguh nya kita melewati satu persatu rintangan dalam tiap tiap perjalanan itu dan menjadikan contoh agar tidak kembali terjatuh disetiap langkah yang pernah kita lalui.

Dan sekarang sosok anak laki-laki menggemaskan yang tepat berada disamping ini menjadi fokus nya. Lihatlah, ia duduk tanpa bergerak sedikitpun sedari tadi dengan kaki yang dirapatkan satu sama lainㅡsangat menggemaskan, Taeyong sendiri masih bersikutat didapur untuk membuatkannya minuman.

Mencoba berkenalan dengan anak dari sahabat nya itu, Mingyu menyorongkan posisi duduknya kearah Jeno yang sangat terlihat ketara sedang gugup dan sesekali menatap kearahnya.

"Hi boy, what ur name?" tanya Mingyu kepada anak yang berusia 5 tahun tersebut.

"Jung Jeno, uncle" cicit nya

Mingyu yang melihat hal itu hanya terkekeh kecil melihat tingkah menggemaskan cucu bingsu keluarga Jung tersebut.

"Hai jeno-ya, nama paman Mingyu"

Jeno yang mendengar sosok disamping nya ini berbicara menggunakan bahasa korea sontak menatap berbinar kearah Mingyu. Ia sangat terkejut bahwa sosok disampingnya ini bisa berbahasa korea juga, ia sangat excited dengan sesuatu yang berbau negara kelahiran orang tua nya itu serta sang kakak.

Ia belum pernah kesana dan sangat ingin ketempat yang pemikiran nya terdapat robot dino itu omong-omong.

" Uncle bisa berbahasa korea?" tanya nya antusias

Mingyu yang melihat tingkah antusias dari putra Taeyong tersebut terkekeh dibuatnya.

"Tentu saja uncle bisa, tidak mungkin uncle tidak bisa dengan bahasa ibu uncle sendiri hm?"

Jeno hanya bisa menggumamkan kalimat 'woah'.

"Oh iya dimana kakak mu, uncle tidak melihat nya sedari tadi. Apa masih sekolah?" tanya Mingyu karna ia tidak menemui putra sulung Taeyong tersebut, jujur ia sedikit penasaran bagaimana paras dari sulung Jung itu.

Ia terakhir melihat putra sulung Jaehyun itu pada saat ulang tahun nya yang berumur 7 tahun dan semenjak Jaehyun membawa keluarga nya ke kanada membuatnya tidak mengetahui satu informasi apapun seputar keluarga tersebut, tentu saja Jaehyun akan merahasiakan privasi nya agar tidak menjadi konsumsi publik.

"Mark hyung sekarang berada di Korea uncle, menemani grandpa yang sakit disana" jawab Jeno

Dahi Mingyu berkerut mendengarnya, ia berpikir tentu saja Jaehyun juga berada di Korea saat ini namun menjadi point utama nya saat ini ialah kenapa hanya Mark saja yang pulang, dan meninggalkan anak bungsu nya beserta istri nya tinggal dikediaman kecil seperti ini.

JUNG OR LEE?  |Jaeyong With Mark Lee|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang