Mark mengikuti langkah sang grandma yang akan mengajaknya menemui sang Grandpa. Hari ini Mark mempunyai agenda untuk menjenguk Kakeknya tersebut ㅡbukankah itu juga yang menyebabkan ia sengaja pulang ke Korea?.
Mark berhenti melangkah disaat melihat jika sang grandma yang berhenti didepan pintu bercat putih, yang diyakini oleh Mark ruangan sang kakek.
Bau obat-obatan yang menyeruak menyapa indra penciuman Mark, ruangan nya juga sangat besar karna merupakan ruangan Vvip.
Disana, tubuh ringkih yang diselimuti selimut dengan pakaian rumah sakit, menjadi pusat pandangan Mark saat ini. Meringis disaat melihat begitu banyak kabel-kabel yang tidak diketahui oleh Mark namanya apa terpasang menjalar ketubuh sang kakek.
Ny.Jung yang melihat ekspresi khawatir yang jelas tercetak diwajah sang cucu hanya tersenyum tipis. Ia meletakkan tas nya disamping nakas disebelah kasur sang suami.
"Mark" panggil Ny.Jung
Mark tersentak dan secara langsung menjawab panggilan sang nenek, "eum, ya grandma?"
"Grandma titip grandpa sebentar, grandma hanya ingin bertanya pada sang perawat, sudahkah mereka memberi makanan untuk grandpa" jelas nya
"Oh?, oke"
"Terimakasih sayang"
Setelah memberikan sekilas senyuman pada sang cucu, Ny.Jung meninggakan Mark berdua dengan sang suami. Mark sendiri yang tidak tau harus melakukan apa, berjalan mendekat kearah ranjang sang kakek.
Mark duduk disebuah bangku yang memang tersedia disana, "hallo grandpa, ini Mark." Sapa nya
Mark tau karna ia tidak mendapatkan balasan sapaan dari sang kakek hanya menunduk, melihat sepatunya yang sudah terikat rapi.
"Eungh"
Mark yang mendengar suara lenguhan langsung melarikan padangannya pada sang kakek, bisa Mark lihat wajah linglung sang kakek karna efek baru terbangun.
"Grandpa?" Ucap Mark, berusaha mengembalikan kesadaran kakeknya.
Tuan Jung yang merasa seseorang memanggilnya, mengalihkakan pandangan kearah Mark disamping.
Memicingkan netra kearah Mark, "Apa kau Mark nak?, cucu ku?" Tanya Tuan Jung.
Mark mengangguk girang mendengar ucapan sang grandpa, "huum, iya grandpa. Aku Mark"
Tuan Jung membulatkan matanya terkejut, tanpa aba-aba langsung ingin memeluk sang cucu sulung.
Mark yang melihatnya lantas memegang kedua bahu sang kakek, dan menuntunnya untuk kembali bersandar pada dashboard. Cukup khawatir dengan alat-alat yang tertempel ditubuh sang kakek terlepas akibat hal tersebut.
"Grandpa tidak boleh banyak bergerak, nanti infus grandpa lepas" jelas Mark seketika disaat melihat wajah sang grandpa yang melihatnya murung.
Mark tidak ingin kakeknya berprasangka bahwa ia tidak mau dipeluk oleh sang kakek, ia hanya takut infusan itu lepas dan akan ada darah yang keluar dari tangan sang kakek yang sedang diinfus itu.
"Grandpa sangat merindukanmu nak" tutur sang kakek lirih namun tercetak jelas diwajahnya kerinduan yang amat besar pada sang cucu sulung.
Mark mengulum senyumnya, "Mark juga sangat merindukan Grandpa"
"Oh ya Mark, dimana adik serta ibumu nak?" Tanya Tuan Jung berharap, karna sungguh ia ingin sekali melihat cucu bungsu nya itu, karna tidak pernah sekalipun ia bertatap muka dengan cucu bungsu keturunan nya tersebut.
Deg!
Mark gugup dengan pertanyaan yang dilontarkan sang kakek padanya, apa ia harus memberi jawaban yang sebenarnya.
"Eum, Mommy dan Jeno tidak ikut denganku ke Korea grandpa"
"Mereka tidak ingin bertemu dengan Grandpa ya?"
Mark sontak saja, menggelengkan kepalanya brutal setelah mendengar penuturan sang kakek. Demi apapun, bukan begitu maksudnya.
"Tidak Grandpa, tentu saja tidak"
"Lalu?"
Mark terdiam membeku, ia tidak harus menjawab apa. Katakan sebenarnya apa tidak ya?
"Jeno belum terbiasa melakukan penerbangan jarak jauh yeobo, Taeyong hanya takut jika terjadi apa-apa dengan Jeno"
Yang menjawab tentu saja bukan Mark, namun Ny.Jung. Dewi fortuna sepertinya sedang berbaik hati pada sang cucu sulung tersebut.
Mark bersyukur atas kedatangan sang nenek didalam hati. Untung saja Grandma nya datang tepat waktu jika tidak kubur saja Mark saat ini.
"Ah aku sangat merindukan cucu bungsu serta menantuku itu, bagimana jika aku tidak bisa melihatnya"
Mark serta Ny.Jung terkejut dengan ucapan lirih sang Kepala keluarga Jung itu.
Ny.Jung menepuk pelan lengan sang suami, "Apa yang kau katakan yeobo, kau tentu saja masih bisa melihatnya. Jeno akan menghampiri kita saat ia beranjak besar nanti"
"Bagaimana jika aku sudah tiada?"
"Grandpa jangan berkata seperti itu, Grandpa harus sehat kembali. Grandpa harus melihat kami tumbuh besar. Apa grandpa mau Jeno bersedih karna tidak pernah melihat wujud sang kakek yang sangat ingin ia temui?"
Tuan Jung mengeluarkan bulir-bulir air asin yang keluar dari pelupuk matanya disaat mendengar ucapan sang cucu. Tidak ada seorang kakek yang tidak ingin melihat cucu cucunya besar dan sukses dihari nanti, namun apa yang diharapkan kakek-kakek penyakitan seperti ia yang bahkan ia sendiri bingung, apa masih bisakah ia melihat indahnya dunia setelah ini.
Ruangan serba putih itu menjadi haru disaat semua isak tangis melingkup disana. Sungguh kejam sekali takdir ini, memenjarakan hati yang tidak bersalah. Sungguh kejam sekali dunia ini, tidak pernah membiarkan seseorang mengenyam setitik kebahagiaan pun.
Dikelilingi dengan sang isteri tercinta, anak dan menantu serta para cucu merupakan impian Tuan jung. Tentu!
Lagipula seorang mana yang tidak mau dikelilingi oleh orang tercintanya disaat ajal yang ingin menjemput, semua orang pasti ingin.
Tapi apa yang diharapkan kini oleh nya, jarak seakan memangkas abis kebahagiannya. Impian berasa angan kosong yang ingin digapainya.
Keinginan ingin melihat semua anggota keluarganya berasa mencari setitik jarum dihamparan jerami. Apalagi disaat ia mengingat hubungan sang anak dengan menantunya berada diujung tanduk.
Apa dimasa dulu ia telah membunuh seorang raja, hingga nasib naas datang menghadap keluarganya?.
Apa bisakah ia merasakan ketenangan dalam menjemput ajal nya nanti. Seolah sudah kehendak semesta yang dijemput kaki tangan langit menyuruhnya kembali bergulat dalam relung kesedihan.
Seolah bermimpi pun mustahil dilakukannya, atau sudah beginikah Tuhan memberikannya jalan kehidupan?
To be continued...
_________________________
Hemmmmm '-'Betewe, aku seneng loh kalian udah mau pada komeeen. Aku seneng BANGET!
aku sayang kalian ayank-nim
Oh iya, aku masih sedih soal bubu yang lagi sakit. Kalian kangen kan?, sabar ya bubu lagi capek, dia istirahat dulu.
Pokoknya GET WELL SOON BUBU YONG✊💚
Hayu vote sama komen nya lagiiii💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNG OR LEE? |Jaeyong With Mark Lee|
RandomHanya sepenggal cerita tentang sosok anak lelaki yang menjadi saksi bisu atas kehancuran keluarga nya. Bxb| gay| boy's love| homo| yaoi So? Still continue reading? ©Ilychil Start:41219 End:-