|gurauan|

2.7K 287 2
                                    

Mark merapikan peralatan belajarnya saat guru yang mengajarnya sudah keluar dari kelasnya.

Menunggu semua temannya keluar terlebih dahulu adalah kebiasaannya akhir-akhir ini. Mark hanya tidak mau berdesak-desakan dengan lautan manusia dikoridor nanti.

Disaat dirasanya sudah sedikit sepi,barulah Mark melangkahkan kaki nya untuk pulang.

Mark mempererat jaket tebal yang terpasang ditubuhnya karna udara dingin yang sempat menerpanya beberapa kali, sungguh dingin sekali.

Kaki nya melangkah menyusuri trotoar, hari ini ia berencana menghabiskan waktu menuju rumahnya dengan berjalan kaki. Entahlah, Mark hanya ingin menenangkan pikirannya.

Keadaan seperti ini terasa de javu baginya. Dulu, saat masih tinggal dengan ayah nya, Mark akan selalu pulang terlambat, mengulur waktu dijalanan  supaya disaat pulang nanti daddy nya sudah pergi kekantor dan ia tidak akan melihat pertengkaran kedua orangtuanya.

Kadang kala, disaat teman-teman Mark ingin berkunjung kerumah nya, sudah pasti Mark tidak pernah membolehkan mereka. Bukan tanpa maksud apapun Mark melakukan hal tersebut, ia hanya tidak ingin teman-teman nya melihat betapa hancur keluarga nya.

Selama ini Mark tidak pernah menceritakan kepada siapapun tentang keretakan yang terjadi dalam keluarganya, sekalipun teman dekatnya sendiri. kalau pun semua orang tau, toh keadaaan keluarganya sudah terlanjur pecah.

Semakin mempereratkan ujung jaket nya, Mark berjalan lebih cepat yang dikarenakan butiran-butiran salju sudah turun membasahi bumi.

Disaat dirinya sudah berada dipersimpangan jalan menuju rumahnya, Mark malah membelokkan langkah kakinya menuju lapangan indorr basket, tempat dimana akhir-akhir ini selalu dikunjunginya.

Setelah masuk kedalam nya, mark membersihkan sisa-sisa salju yang menempel dijaket nya. Namun pandangannya terpusat pada sosok manja yang sedang kesulitan melakukan shooting kearah ring basket.

Mark terkekeh disaat melihat namja bersurai merah tersebut kesal disaat bola basket nya tidak berhasil masuk ring.

Mark melangkah mendekati lelaki manis tersebut.

"Bukan begitu cara nya" ucap Mark yang langsung mengambil bola basket ditangan namja manis tersebut

"Eoh?"

Mark mendribling bola basket tersebut, dan menggerakkan kedua lengan nya lurus kedepan lalu memasukkan bola ke ring menggunakan kedua tangannya. Mark melakukannya dengan mudah.

"Seperti itu Teknik nya" jelas Mark sedikit mencibir

"Oke, kau menyebalkan Mark" ucap pemuda manis tersebut lalu duduk dibangku tribun tersebut.

"Aku, tidak. Bukankah aku sudah baik mengajarkanmu teknik bermain basket?"

Lalu Mark mengikuti pemuda manis tersebut untuk duduk disamping pemuda tersebut.

"Kau, iya. Kau sengaja mengejek ku kan?!" Ucap pemuda yang tidak lain adalah Jaemin

"Whatever"

Jaemin merotasikan netra nya, tidak disangka ternyata sosok Mark Jung -eh Mark Lee ini menyebalkan juga.

"Kau baru pulang?" Tanya Jaemin saat melihat seragam sekolah Mark yang tertutup jaket tebal.

"Iya"

"Lalu kenapa kau mampir kesini, bukannya pulang kerumah"

Mark gelagapan atas pertanyaan yang diutarakan Jaemin tersebut, ia mengusap tengkuk nya gugup. "Ah aku sedang berteduh, kau tidak melihat diluar salju turun"

JUNG OR LEE?  |Jaeyong With Mark Lee|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang