Malam berganti pagi, kicauan burung berbunyi bersahut sahutan menjagakan orang untuk kembali beraktivitas.
Tidak terasa juga, hari yang dinanti pun tiba. Hari ini adalah hari keberangkatan Mark dan Ny.Jung ke Korea, dengan perjalanan yang akan sangat membakar raga.
"Mark apa semua sudah siap?"
Mark tersadar dari lamunan nya saat sang ibu menyahut dari arah dapur.
"Sudah mom, bukannya mommy sendiri yang mempersiapkannya untuk ku" balas Mark
Taeyong berjalan mendekati sang putra, " Bukan begitu, coba cek kembali siapa tau ada yang tertinggal"
"Iya mom"
Mark kembali mengecek kembali perlengkapanya sesuai perintah sang ibu, namun aktivitas tersebut terhenti sejenak dikala sang adik memanggilnya.
"Mark hyung"
Mark mengalihkan pandangannya pada Jeno, "ada apa Jeno-ya?"
"Mark hyung jangan lupakan Jeno dengan Mommy ya"
Mark terkekeh mendengar ucapan Jeno, dia kan hanya sebentar disana, darimana datang melupakannya.
"Tidak akan, mana mungkin Mark hyung akan melupakan kalian."
"Mark hyung janji?" Tanya Jeno sambil memberikan jari kelingkingnya kehadapan sang kakak.
"Janji" balas Mark dengan menautkan jari nya kelingkingnya dengan Jeno.
Taeyong muncul dari kamar Mark dan menghampiri sang anak, "Mark ayo, Grandma sudah datang"
"Ah, baiklah mom"
Mereka berjalan beriringin menuju ruang tamu dimana Ny.Jung sudah berada.
"Sudah siap semua markeu?" Tanya sang grandma disaat melihat sang cucu yang sudah mengandeng tas besar untuk berpergian dengan sebuah jaket tebal yang menyelimutinya badan nya supaya tetap hangat.
"Sudah grandma"
"Kita berangkat sekarang?" Tanya sang grandma lagi
Ah kenapa rasanya sangat berat bagi Mark untuk melangkahkan kaki keluar dari rumah ini, rasanya akan sangat lama dia meninggalkan rumah nya ini.
"Ya grandma"
Ya apa lagi yang diharapkan?, keputusan yang sudah ditetapkannya sudah terambil dan akan sulit menariknya kembali.
"Kenapa sedih begitu heum?" Tanya Taeyong disaat melihat raut wajah sang anak yang murung
"Aku tidak mau meninggalkan mu mom" lirih Mark
Taeyong yang mendengarnya hanya tersenyum tipis, ia membawa tubuh sang anak kedalam dekapannya. Bohong rasanya jika Taeyong tidak sedih melepaskan sang putra untuk meninggalkannya beberapa hari nanti.
Mark yang terbiasa berada disisi nya dan sekarang akan jauh dari nya tentu sangat menyulitkan. Mark mungkin keras tapi sekeras- kerasnya ia, Mark akan tetap menangis saat jauh dari Taeyong.
Teringat saat tour sekolahnya, Mark hampir menangis jika saja Taeyong tidak langsung membujuknya.
Contohnya saja seperti sekarang.
"Hei bagaimana Mark bisa dewasa jika jauh dari mommy saja tidak bisa heum"
"Mark tidak akan mau dewasa mom"
Taeyong tersenyum mendengar nya, baru kemarin ia mendengar jika Mark ingin cepat lulus sekolah dan ingin bekerja memenuhi kehidupan mereka. Tapi lihatlah sekarang, Mark yang keras kepala sudah hilang.
"Mark kenapa jadi seperti ini nak?"
"Mark takut mom"
Taeyong yang mendengar ucapan lirih yang diucapkan sang anak, melepaskan sejenak pelukan mereka untuk melihat wajah sang anak.
"Mark, dengarkan mommy, jarak bukanlah hal yang patut kita takutkan, yang patut kita takutkan adalah memelihara ketakutan itu sendiri. Mengerti sayang?"
Mark mengalihkan pandangan nya kearah lain, ia tidak mau menangis melihat tatapan teduh dari sang ibu yang akan membuatnya semakin tidak yakin meninggalkan sang ibu dan adik tercinta nya itu.
"Mark?"
"Aku mengerti mom"
"Nyonya Jung semuanya sudah siap"
Percakapan antara Mark dan Taeyong terhenti saat seorang supir pribadi keluarga Jung memberitahukan jika koper dan tas yang dibawa Mark sudah siap diletakkan didalam mobil.
"Baiklah, ayo sayang kita berangkat" seru Ny.Jung
Mark kembali menabrakkan tubuh nya pada sang mommy, Jeno yang melihatnya pun turut berpelukan meskipun hanya sebatas pinggang Mark juga Taeyong.
Setelah melepaskannya, Mark memberanikan diri menatap netra legam sang ibu. "Mommy jaga diri baik-baik disini, jangan terlalu paksakan bekerja. Aku tau selama ini mommy selalu mengambil lembur, jadi Mark tidak ingin mendengar nanti jika mommy kembali mengambil lembur"
Taeyong meringis mendengarnya, kenapa Mark bisa sampai mengetahui nya, "iya Mark, mommy tidak akan mengambil lembur kembali"
Mark menganggukan kepala nya, setelah itu menunduk dan mensejajarkan tubuhnya pada sang adik. "Jeno-ya, jangan nakal oke. Mark hyung titip mommy, nanti pulang Mark hyung akan belikan robot ultraman padamu, bagaimana?"
"Okeee, oh iya ultraman itu bukan robot hyung"
"Up to you Jeno, jaga diri baik-baik ok"
"Okee"
Mark mengusak surai Jeno gemas, ia kembali berdiri dan kembali menatap kearah sang mommy.
"Mom, Mark pergi dulu"
"Iya sayang, hati-hati"
"Ayo grandma"
Ny.Jung memegang jemari sang menantu, "jaga diri baik-baik Taeyongie"
"Iya, mommy juga. Jaga Mark disana ya mom"
"Tentu saja sayang, Mark merupakan cucu mommy, dan Jeno.. Grandma akan sangat rindu sekali padamu sayang"
Ny.Jung membawa tubuh Jeno kepelukannya sambil mencium pipi nan chubby milik sang cucu bungsu.
"Jeno akan sangat merindukan grandma jugaa" ujar Jeno dengan menirukan gaya sang Grandma dan turut mengecupi pipi sang nenek.
"Kau ini"
"Hehe"
"Baiklah kita berangkat dulu"
Mark beserta Ny.Jung masuk kedalam mobil yang akan membawa mereka kebandara nanti.
Taeyong hanya menghela nafas disaat melihat mobil tersebut lama-lama menghilang dari pandangannya.
Kenapa Taeyong merasa jika kerinduan nya pada sang putra akan terjadi sangat lama, entahlah Taeyong hanya berdoa yang terbaik untuk sang putra.
Tbc..
_______________
Ini kenapaa makin gaje sih astaga:'Ku butuh dukunganmu gais:)
Vote dan komen teman💚
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNG OR LEE? |Jaeyong With Mark Lee|
De TodoHanya sepenggal cerita tentang sosok anak lelaki yang menjadi saksi bisu atas kehancuran keluarga nya. Bxb| gay| boy's love| homo| yaoi So? Still continue reading? ©Ilychil Start:41219 End:-