Mark hanya diam dikala perjalanan pulang menuju rumah. Hanya keheningan yang menyapa, sebelum ucapan pertanyaan yang dilontarkan dari sang nenek.
"Mark, apa kau sudah memikirkannya sayang?"
Ah soal itu, bagaimana mark tidak memikirkannya. Dua malam tidur nyenyak nya terusik hanya untuk memikirkan hal tersebut.
Mark menghela nafas nya pelan dan mengalihkan pandangannya keluar jendela. "Sudah" ucap nya
Berterima kasih pada Jaemin yang sudah memberikan saran menarik pada nya. Tapi mark bingung, sudah benarkah keputusannya ini?
"Jadi, bagaimana sayang?"
Mark menatap kearah Taeyong , sosok yang merasa ditatap pun balik menatap kearah Mark dengan senyuman yang tak secara langsung menguatkan mark.
"Aku akan ikut grandma pulang, tapi"
Ny.jung beserta Taeyong menatap bingung kearah mark, 'tapi' apa yang dimaksud cucu sulung keluarga Jung tersebut.
"Tapi apa sayang?" Tanya sang nenek
Mark melirik kearah Taeyong lagi, mencari penguatan didalam sana.
"Hanya kita berdua, aku tidak mau mommy dan Jeno ikut" ya, itulah keputusannya untuk tak mengajak sang
mommy dan adik nya ikut.Taeyong menggulirkan pandangannya kearah sang putra, alasan apa yang dipikirkan sang putra hingga memberikan keputusan tersebut.
"Grandma hanya menyerahkan semuanya pada mommy mu sayang" ny.jung mengalihkan pandangan kearah Taeyong. "Bagaimana Taeyongie?"
"Aku tidak apa-apa mom"
Taeyong tidak punya alasan untuk menyangkal keputusan Mark tersebut, lagipula Taeyong juga tidak merasa keberatan.
Perjalanan menuju rumah terasa sangat cepat, hingga tanpa disadari mobil mereka sudah memasuki komplek rumah Taeyong dan berhenti tepat di depan rumah nya.
Taeyong mengatakan ucapan terima kasih dan sampai jumpa pada mertuanya, ny.jung memang tidak menginap dirumah Taeyong yang dikarenakan ada urusan mendadak.
Taeyong yang menggendong Jeno yang terlelap, jalan mengikuti Mark yang sudah terlebih dahulu memasuki rumah.
Sesampai dikamar nya Taeyong menidurkan Jeno diranjang dan melepas sepatu sang anak yang melekat dikaki mungil sang putra. Mengganti secara lembut pakaiannya dengan piyama, setelahnya Taeyong mencium sayang kening sang putra.
Taeyong mendudukan dirinya di depan meja hias yang memantulkan bayangan dirinya, menghela nafas lelah. Menundukkan tubuhnya disaat merasa setetes air mata jatuh, ia tak mau melihat dirinya menangis, itu hanya akan memperburuk keadan.
Menyelesaikan sisa air matanya, lalu menghapus menghilangkan nya. Berjalan menuju kamar mandi, berendam dengan air hangat kepikirannya tak buruk.
Cukup setengah jam Taeyong membersihkan diri, dan 5 menit berganti pakaian. Setelahnya, mengarahkan tungkainya menuju dapur untuk membuatkan segelas susu untuk si sulung.
Selesai, Taeyong berjalan menghampiri kamar sang anak. Membuka nya perlahan, dan netra nya melihat Mark yang sedang bersikutat dengan buku-buku tebal.
Sering Taeyong lihat, Mark terlalu memforsir tubuh dan otaknya tanpa mengistirahatkan keduanya.
"Mark"
Mark berbalik menatap sang ibu, "mom?"
Taeyong berjalan masuk kedalam kamar yang tak terlalu besar itu, meletakkan secangkir gelas berisi susu tersebut dimeja nakas.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNG OR LEE? |Jaeyong With Mark Lee|
RandomHanya sepenggal cerita tentang sosok anak lelaki yang menjadi saksi bisu atas kehancuran keluarga nya. Bxb| gay| boy's love| homo| yaoi So? Still continue reading? ©Ilychil Start:41219 End:-