|H+1|

2.3K 246 11
                                    

Taeyong masuk kedalam kamar Mark yang pemilik kamar sedang bersikutat dengan buku-buku tebal dimeja nya serta kacamata yang bertengger dimata bulat turunan ibu nya.

Dan sepertinya Mark tidak menyadari kehadiran sang ibu yang sedang berjalan kearahnya, dirinya masih sibuk bersikutat dengan lembar demi lembar catatan itu.

Taeyong menatap kearah lembar kerja Mark yang berantakan, "Mark"

"Oh? Mommy"

"Mommy lihat belakangan ini kau terlalu sibuk belajar Mark, jangan terlalu dipaksakan nanti kau kelelahan dan sakit"

"3 hari diKorea akan membuatku ketinggalan pelajaran mom, aku sedang mengejar nya"

Taeyong menghela nafas pasrah, Mark sama dengan Jaehyun yang keras kepala, dan akan susah diberi saran.

"Mommy tau, tapi kau harus memperhatikan kesehatan mu nak. Mommy tidak mau mendengar nanti di korea kau sakit!"

"Aku tidak akan sakit mom, tenang saja. Aku juga akan memperhatikan kesehatan ku, aku makan dengan teratur dan setelah selesai aku akan tidur" dengan cengiran nya Mark berucap

Taeyong hanya menatap datar sang anak, "dasar, yasudah mommy akan kekamar"

"Mommy" panggil Mark dikala Taeyong sudah berbalik untuk meninggalkan kamar sang anak.

Taeyong berbalik dan menatap bertanya kearah Mark, "ada apa?"

Mark menatap kemata doe ibunya, "sepertinya Jaemin akan sering berkunjung kerumah mom"

"Oh ya?"

"Heum" balas Mark

"Baguslah jika begitu, Jaemin anak yang manis dan ceria dan juga Jeno kelihatan nya sudah sangat dekat dengannya"

Mark menghela nafas lega setelah mendengar ucapan sang ibu, jadi nya ia bisa sedikit lega untuk mempercayakan Jaemin untuk menjaga mommy nya juga Jeno.

***

Pagi berganti malam begitu sebaliknya, tidak terasa jika besok adalah hari dimana Mark beserta Ny.Jung meninggalkan kanada untuk bertandang ke negeri ginseng tersebut.

Mark menghembuskan nafas nya pelan, berat hati rasanya jika meninggalkan sang ibu dan adik bungsu nya dirumah. Lalu, Mark tidak tau.. bisa kuat kah ia jika bertemu dengan sang ayah.

Mark mengusap wajah nya kasar, semua ini sangat menyulitkan.

"Ini"

Seseorang memberikan secup susu hangat kehadapan nya. Mark pun mengambil nya dan sedikit meniup susu tersebut.

"Terima kasih Jaemin"

"Hm, sama-sama" ya Jaemin, ia duduk berhadapan dengan Mark.

Hari ini Mark serta Jaemin sedang berada disebuah kedai yang tidak jauh letaknya dari sekolahan Mark.

Mark yang sedang berjalan keluar dari gerbang sekolah nya sedikit terkejut menemukan Jaemin yang sedang berlari kearahnya dan mengajak nya untuk pulang bersama.

Kata nya sebagai ungkapan perpisahan, Mark hanya menggelengkan kepala nya lelah -lagipula ia kan hanya 3 hari dikorea dan tidak termasuk sebagai perpisahan juga.


"Kau akan berangkat jam berapa Mark?" Tanya Jaemin menatap Mark sambil meniup susu pesanan nya dan setelah itu meminum nya pelan-pelan

"Pagi, ah itu akan sangat melelahkan sekali huft"

Jaemin meringis mendengarnya, penerbangan menuju korea selatan membutuhkan waktu 9-12 jam non-stop, itu akan membuat bokong terasa kebal.

"Poor you"

Tidak ada percakapan setelahnya, masing-masing memilih terdiam dengan se cup susu yang menghangatkan kerongkongan sambil melihat butiran salju yang turun dari balik kaca transparan kedai susu tersebut.

Jaemin termenung mengingat pertemuannya dengan Mark yang bisa dibilang tidak secara baik. Dan sekarang kebersamaan mereka dapat membuktikan jika masing-masing mempunyai kasih sayang yang setimpal.

Jaemin yang dulu merupakan pribadi yang pendiam, dan penyendiri juga skeptis dapat berubah menjadi sosok pribadi yang ceria, cerewet, dan apa adanya disaat dirinya bertemu dengan seorang Mark Lee, pribadi masa kecilnya kembali karna seorang pemuda yang mempunyai kepribadian yang tak jauh berbeda darinya.

Entah apa sebabnya, Jaemin merasa jika Mark adalah sosok yang dikirim Tuhan untuk dirinya. Tapi kenapa sesingkat ini Tuhan membuat nya bersama sosok pejuang hidupnya.

Kenapa keadaan mempermainkannya?

"Eum Mark" panggil Jaemin dengan pandangan yang terarah pada sosok pemuda beralis camar tersebut.

Mark yang merasa terpanggil pun balik menatap kearah Jaemin dengan pandangan bertanya.

"Ada apa?"

Jaemin menghela nafas pelan, mengabaikan kepala nya yang sudah berdenyut sakit.

"Terima kasih sudah mau mengenali diriku, terima kasih sudah mau berbagi cerita, jika nanti kita berpisah, aku harap itu cuma kepalsuan belaka"

Mark menatap bingung dengan raut tidak suka atas ucapan yang dilontarkan oleh Jaemin.

"Apa yang kau katakan na?!, perpisahan apa?, kita hanya berpisah selama 3 hari dan seelanjutnya kita bertemu kembali."

Jaemin hanya tersenyum mendengar ucapan Mark, kepala nya semakin berdenyut sakit dan pandangan yang semakin mengabur.

Jaemin berdiri menghadap Mark "teruslah bahagia, terima kasih sudah pernah ada"

Dan selanjutnya hanya hitam yang terlihat dan sorakan Mark yang terdengar panik, Jaemin tersenyum mendengarnya.










Tbc....

_________________

Nana kenapa?

Vote dan comment yaa teman

JUNG OR LEE?  |Jaeyong With Mark Lee|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang