Mark menghembuskan nafas nya yang terasa dingin, membungkukan sedikit tubuh milik nya namun tersentak pelan disaat merasa sebuah tangan menepuk bahu nya.
"Ini" Haechan memberikan satu gelas karton berisi lelehan cokelat panas didalam nya.
Pria manis tersebut mendudukan kembali tubuh nya ditempat ia duduki tadi. Ia sedikit merasa kedinginan omong omong karna terlalu lama berada diluar hingga disaat cairan manis yang terasa hangat dikerongkongan nya itu mampu membuat tubuh nya menjadi sedikit hangat.
Melirik sekilas kearah Mark yang nampak cukup menikmati cokelat panas tersebut karna mungkin merasa kedinginan sedari tadi, apalagi dengan hoodie nya yang tidaklah cukup bisa menghangatkan tubuh nya.
Haechan saja dengan pakaian nya yang setebal ini masih merasa kedinginan bagaimana dengan markㅡhuft tidak bisa dibayangkan.
Mark yang merasa sosok disamping nya itu melirik kearah nya sontak memberikan ponsel yang ia pinjam tadi kepada sang pemilik karna merasa mungkin Haechan meminta ponsel nya.
"Terima kasih ponsel nya" tutur Mark
"Santai saja aih, kau seperti dengan siapa Mark. Aku kan teman masa kecil mu jika kau lupaㅡck kau kan memang melupakan nya" sungut Haechan karna masih merasa kesal kepada Mark yang telah lupa pada nya padahal kan Haechan masih sangat mengingat teman kurus nya itu!.
Menghembuskan nafas nya pelan, Mark menatap serius kedalam manik madu sang teman kecil. Yang ditatap tentu saja gugup karna demi apapun, tatapan pria disamping nya ini sungguh dalamㅡ membuat nya melarikan netra ke sembarang arah yang penting tidak menatap cucu sulung keluarga Jung itu.
"Aㅡada apa? kenapa k-kau menatap ku seperti itu?, aku tau kok jika aku sangat tampan!" Ujar Haechan percaya diri
Mark terkekeh pelan mendengar penuturan Haechan, namun setelah nya ia berdeham pelan dan menatap kearah Mark seperti biasa tidak melayangkan tatapan intimidasi kearah pria manis tersebut.
"Berjanjilah kepada ku" pinta pemuda beralis camar tersebut.
Haechan yang mendengar nya tentu saja bingung, berjanji untuk apa pikir nya.
"Berjanji untuk apa?" tanya nya.
"Berjanjilah kepada ku bahwa kau tidak akan memberitahukan keberadaan ku pada mereka , mau tidak mau kau harus merahasiakan ini. Ya, memang terdengar memaksa dan aku akan sangat membenci mu jika kau mengatakan perihal ini kepada mereka."
Ucapan Mark terdengar tak berbantah dan harus dilakukan, Haechan menelan saliva nya kasar mendengar hal tersebut.
Huwaa mamaaa, tolong bantu echan hiks, batin Haechan menangisi keadaan nya yang sangat miris.
Dirinya disuruh berbohong, padahal Mommy nya akan memarahi nya jika ia ketahuan berbohongㅡlalu ia harus apa Ya Tuhan.
Seseorang bantu Haechan!
"Kau berdosa Mark telah menyuruh ku berbohong!" sungut pria gembul tersebut dengan bibir yang ia majukan berapa cm kedepan yang malah terlihat menggemaskan di mata Mark.
Mark berdecak pelan lalu menatap malas sekaligus gemas kearah pemuda disamping nya.
"Berbohong untuk kebaikan tidak apa-apa, percaya pada ku" tutur Mark meyakinkan
"Tetapi bagaimana dengan keluarga mu Mark, Mereka pasti khawatir dan cemas dengan keadaan mu dimana"
Haechan memberi pengertian secara lembut kepada Mark karna sungguh ia turut iba mendengar nada panik dan khawatir dalam suara nyonya Jung disaat nyonya besar keluarga Jung tersebut menelfon nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNG OR LEE? |Jaeyong With Mark Lee|
DiversosHanya sepenggal cerita tentang sosok anak lelaki yang menjadi saksi bisu atas kehancuran keluarga nya. Bxb| gay| boy's love| homo| yaoi So? Still continue reading? ©Ilychil Start:41219 End:-