|Persiapan|

1.3K 183 10
                                    

"Mommy kita akan pergi kemana? kenapa mommy mengemasi pakaian kitaa? Mommy jawabb nono ish"

Jeno kecil merenggut kesal disaat tidak mendapatkan respon atas pertanyaan yang ia layangkan pada sang ibu. Mommy nya itu tetap saja memasukan satu persatu pakaian nya kedalam koper.

Taeyong lantas memberhentikan sebentar kegiatan nya itu dan mengalihkan fokus sepenuhnya kearah sang putra bungsu yang tengah mencebil lucuu dan jangan lupakan mata sipit nya memicing kepada sang ibu.

Taeyong tersenyum melihatnya, putra bungsu nya ini sangat menggemaskan dan ia merasa bersalah sudah mengabaikan putra kecil nya itu hingga memberenggut lucu menatapnya.

"Nono mau apaa hum? mommy sedang menyiapkan keperluan kita nak" ujar Taeyong dengan lembut

"Memangnya kita akan pergi kemana mommy?"

Taeyong mengelus sayang surai putra nya itu, Jeno yang dimanja lantas mendekap pinggang ramping sang mommy dengan pandangan mendongkak kearah Taeyong.

"Kita akan bertemu Mark hyung sayang, nono ingin bertemu mark hyung tidak?"

Jeno yang mendengar kata Bertemu mark hyung  tersebut lantas membolakan kedua netra nya kearah sang ibu, diri nya senang sekali mendengar hal tersebut terucap dari mulut mommy nya karna tidak dapat dipungkiri bahwa ia memang merindukan hyung yang sangat ia sayangi itu.

Berpisah untuk beberapa hari ternyata menimbulkan perasaan rindu yang tidak dapat terbendung dalam diri Jeno, hidup dan tumbuh bersama membuat mereka saling membutuhkan satu sama lain dan sukar untuk dipisahkan. Maka dengan itu tidak heran mengapa melihat Jeno yang sangat antusias mendengar bahwa ia akan bertemu dengan Hyung nya tersebut.

"Nonoo ingin bertemu Mark hyung mommy!, nonooo sangat rindu sekali dengan Mark hyung" Jeno berkata riang dan jangan lupakan dengan lekukan bulan sabit yang muncul di kedua mata nya

Taeyong tersenyum melihat hal tersebut "Benarkah? seberapa besar rindu nya nono?"

"Sangat besar mommy!, sebesar ini" Jeno memperagakan seperti sebuah lingkaran besar yang bahkan melampaui tinggi badan nya

Taeyong tertawa melihat polah lucu putra bungsu nya tersebut, dan menarik pelan bahu Jeno untuk duduk diatas pangkuannya.

"Wow, sebesar itukah kerinduan putra kecil nya mommy heum? Jika begitu mau kah nono membantu mommy merapikan baju nono dan meletakkan nya kedalam koper itu supaya kita lebih cepat bertemu dengan Mark hyung"

"Tentu saja mommy!, nono akan menjadi superhero untuk mommy disaat Mark hyung tidak ada hihi"

Jeno beranjak dari pangkuan Taeyong dan berlari kearah kamar nya, melihat hal itu membuat Taeyong menggelengkan kepala nya seraya tersenyum kecil.

Taeyong mengucapkan banyak syukur kepada Tuhan yang telah menganugrahkan putra putra yang sangat menyayangi diri nya. Walaupun sebanyak itu ujian yang diberikan Tuhan pada nya, nyata nya Tuhan tidak sia sia dalam mengatur skenario atas takdir nya.

Tuhan berbaik hati memberikan dua mutiara hati yang sangat menyayangi diri nya, hingga Taeyong tidak perlu untuk takut lagi dalam menjejaki untaian takdir yang entah kapan saja bisa menghancurkannya..

Taeyong hanya meminta pada Tuhan untuk
selalu menguatkan bahu nya dalam menjalani hari, dan memohon kepada Tuhan untuk tidak mencabut nyawa nya terlebih dahulu. Untuk memastikan bahwa kedua putra nya telah dapat berpijak pada kedua kaki nya sendiri, karena saat ini kedua buah hatinya masihlah sangat membutuhkan figur sosoknya.

Kemanakah kedua buah hati nya akan pulang jika disaat rumah tempat berlindung nya saja sudah tidak ada.

Taeyong tidak meminta banyak hal selain kehidupan kedua putra nya, karena pada saat ini hanya mereka lah yang Taeyong miliki di dunia yang sudah sangat kepalang kejam pada hidupnya

JUNG OR LEE?  |Jaeyong With Mark Lee|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang