🌹PART TIGA BELAS 🌹

3.8K 250 7
                                    

Jangan lupa bintang nya ⭐
Jangan lupa komen nya 💌
.
.
.

"Aku belajar mengikhlaskan sesuatu yang memang bukan untukku."

🌹UAK🌹



Sudah Ramai orang di rumah Rahman saat ini. Keluarga dari Naufal sudah sampai sejak lima belas menit yang lalu.

Pandangan Naura tidak lepas dari jari jari tangan nya.Perasaan bahagia, dek dekan seolah campur aduk untuk saat ini.

Sesekali Naufal melirik kearah calon istrinya itu. Pandangan mereka sempat bertemu dan dibalas senyuman hangat oleh Naura.

Sesak.

Itu yang di rasakan Haura saat ini. Seandainya Haura boleh pergi dari sini, lebih baik ia sudah kabur dari tadi. Tapi tidak. Perbuatan sangat bodoh untuk dilakukan.

"Baik bisa kita mulai acara siang ini?" Ucap Adam memecah keheningan.

Naura yang sangat anggun dan cantik menggunakan gamis berwarna coklat susu itu mengangguk.

Naufal dengan wajah tenang nya, mengangguk dan menyetujui untuk segera di mulai acara nya. Naufal menarik nafasnya dalam dalam, berdeham sebentar, lalu melirik ke arah Naura yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya.

"Sabar, Nak.. belum saat nya kamu lirik lirik calon istri mu itu, belum mahrom." Ingat umi Najwa.

Naufal terkekeh. "Iya umi, maaf.."

"Bismillahirrahmanirrahim, maksud kedatangan saya dan keluarga ke sini. Atas nama Allah saya ingin mengkhitbah Putri sulung dari Pak Abdurrahman dan juga Ibu Nafisah yang bernama Naura Ayra Rahman."

Semua langsung tersenyum, lalu menatap ke arah Naura yang masih saja menundukkan kepalanya.

"Apa kamu sudah yakin? Bahkan kamu belum lama mengenal putri saya." Tanya Rahman, nampak senyuman hangat dari nya.

Mendengar pertanyaan dari Rahman, Naufal langsung membenarkan posis duduknya, dan mengangguk yakin ke arah Rahman.

"Insyaallah pak saya yakin, sangat yakin. Mungkin sangat singkat saya dan Naura berta'aruf, bahkan Naura belum mengenal saya. Tapi entah mengapa hati saya sangat yakin kalau.... Naura lah yang akan menjadi jawaban atas segala doa saya. Dan Saya bisa melihat keseharian Naura dari kampus. Mohon maaf pak, sebelum sebelumnya saya juga sering memperhatikan Naura ketika sedang di kampus. Naura anak nya sangat terjaga. Jadi itu salah satu yang membuat saya yakin pada Naura." Jelas
Naufal.

'ya Allah... Maafkan Haura ya Rabb, maafkan Haura karna salah telah manaruh rasa kepada lelaki yang bahkan tidak sama sekali melirik Haura.' suara batin Haura.

"Hanya itu?" Tanya Rahman sekali lagi.

"Sudah beberapa kali saya meminta jawaban dari Allah, Alhamdulillah hasil nya sama. Naura lah yang menjadi jawaban nya." Jawab nya.

'aku telah lancang menyebut namamu di setiap doa ku dan sujudku. Ternyata sudah jelas ada nama orang lain yang kamu sebut di setiap doa dan sujudmu.' lirih Haura Dalam hatinya.

"Ada lagi?"

"Alhamdulillah, keluarga saya juga sudah kenal baik dengan keluarga Pak Rahman dan juga ibu Nafisah."

Takdir Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang