🌹PART TIGA PULUH DELAPAN 🌹

7.3K 409 68
                                    

Kubuka hatimu dengan Al-fatihah hingga terguncang Az-zalzalah. Karena ku tahu, hatimu tak sekeras Al-hadid melainkan selembut Ar-rahman.



"Zar, terimakasih banyak ya atas tumpangannya. Next time jalan ber tiga lagi." Ucap Haura yang bersiap turun dari mobil nya.

"Sama-sama. Makasih juga loh traktiran nya, hehehe."

"Ka Zahra nanti kapan kapan main ke pesantren Abi Yaa!" Ujar Tabina.

"In Syaa Allah ya cantik."

"Yasudah aku sama Tabina pamit dulu, kamu hati hati. Udah sore banget pasti macet jalanan."

Haura dan Tabina turun dari mobil. Zahra membuka sedikit kaca mobil tersebut, untuk berpamitan dengan nya.

"Duluan ya, Ra.. Tabina. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Seusai Haura dan Tabina masuk kedalam rumah, mereka segera membersihkan tubuh nya yang sudah lengket karena keringat.

Haura berjalan menuju meja rias nya, ia memandangi wajah yang polos tanpa olesan apapun. Ia mengikat asal rambutnya. Haura terus memandangi mahkota yang dari kacil hingga saat ini ia jaga dari siapapun selain keluarga intinya.

"Mas Naufal.... Emmm lucu juga ya aku sebut nya seperti itu." Gumam nya, dengan kekehen kecil nya.

Ia mengambil handphone di atas nakas nya, lalu melihat satu notifikasi yang muncul di atas layar nya.

2 Februari Harinya Bunda!

Seketika Haura menepuk jidatnya, kenapa bisa lupa kalau besok adalah hari sepesial seseorang yang sangat penting di dalam kehidupan nya.

"Ya Allah, kenapa bisa lupa gini."

Haura segera mengecek jam di dinding kamar nya, menunjukkan pukul setengah enam sore.

"Mas Naufal sudah pulang jam berapa ya? Kalau dia pulang malam nanti mall nya keburu tutup, tapi kalau aku sendiri ga mungkin juga."

Ting!

Handphone di genggaman nya berbunyi, ia segara mengecek. Nama yang barusan ia sebut mengirimkan nya pesan.

Suami Haura

Assalamualaikum,
Saya akan pulang, sampai rumah jam setengah 7 kayanya.

Bibir Haura membentuk lengkungan ke atas, ia segera membalas pesan tersebut.

Haura

Waalaikumussalam, hati hati ya!

Hanya terlihat ceklis dua di room chat nya, Haura segara menutup handphone itu kembali.


🌹🌹🌹

Naufal memastikan semua barang nya tidak ada tertinggal di tempat ini, setelah semua beres ia segera meninggalkan tempat ini.

Naufal berjalan menuju parkiran, terdengar suara perempuan memanggilnya dari arah belakang, Naufal segara menoleh nya.

"Azhar, sudah mau pulang?" Tanya Kayla.

Naufal mengangguk. "Maaf, saya sudah terbiasa dipanggil dengan sebutan Naufal. Bisa panggil saya dengan nama Naufal?"

"Ah iyaa.. maaf, aku pun terbiasa seperti dulu dengan menyebut mu dengan nama itu."

"Sekarang di biasakan dengan sebutan Naufal, Ya."

Kayla mengangguk. Kayla mensejajarkan berdurunyy di depan Naufal.

Takdir Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang