🌹LIMAPULUH DELAPAN🌹

7.4K 348 120
                                    

HALOOOO!!!!

YA AMPUN!! AKHIRNYA AKU BUKA CERITA INI LAGI 😭

Guysss, Taqobbalallahu Minna waminkum semua! Selamat lebaran, semoga kita semua tetap Istiqomah seperti di bulan Ramadhan kemarin. Aamiin.

Jangan lupa vote dulu ya guys heheheh✨
Jangan lupa komen jugak!

Please remember! Aku lebih suka kalian komen tentang cerita aku sebenarnya, contoh kaya misal, "duh si Naufal blablabla.." gituu..

Tapi aku menghargai jugak kalian yang udah komen next, berarti kalian masih tunggu ceritaku. Tapi yuk bisa yuk, lebih komen ke ceritanya heheh. Terimakasiiii 🫶

Selamat membaca 🌹






***

"Haura!"

"Di dapur, Mas!"

"Lagi apa, hemm?" Tanya Naufal yang langsung memeluk pinggang Haura dari belakang.

"Buat bubur mutiara."

Naufal tidak melepaskan pelukan nya, ia malah menaruh kepalanya di pundak Haura. Sedikit risih bagi Haura adegan seperti ini, apalagi nafas Naufal sangat ia rasakan di punuk nya.

"Haura lagi masak, lepas dulu ihh."

Bukan nya melepas, Naufal malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Mau Haura takol pake centong ini!" Ancam Haura.

"Silahkan kalau berani." Naufal malah mengeratkan tangan nya yang masih melingkar di pinggang Haura.

Mana berani untuk Haura melakukan itu, Haura hanya pasrah dan terus mengaduk bubur berwarna pink tersebut.

Dengan jail, Haura menempelkan centong masak nya yang panas ke tangan Naufal.

"Sshh... Panas, Ra."

"Biar tau rasa, udah sana minggir!"

Daripada tangan nya melepuh, Naufal segera melepaskan pelukannya dan bersandar di meja kompor.

"Saya libur, kamu libur. Enak nya kemana ya?"

Haura menggeleng, "nggak usah kemana mana, capek. Mending di rumah."

"Ke rumah Bunda? Nggak mau?"

"Ngga."

"Kenapa? Sudah lama kan nggak ketemu bunda?"

"Mas mau kesana?" Tanya Haura sambil menyicip sedikit rasa bubur itu.

"Kalau kamu mau."

Sejujurnya Haura sangat lelah hari ini. Setelah beberapa hari kemarin di rumah bolak-balik rumah sakit, terus kemarin  kuliah pulang hampir malam, membuat tubuhnya merasakan lelah yang teramat.

Naufal hanya mengangguk lemah.

"Pasti Mas mau ke rumah bunda sengaja ya, mau ketemu Ka Nau?"

"Astagfirullahal'azim, nggak Ra! apa apaan sih tanya kaya gitu."

"Ya kan siapa tau."

Naufal pergi meninggalkan Haura begitu saja.

"Duh ni mulut pake salah ngomong lagi!!"

Setelah memastikan bubur itu matang, Haura segera mematikan kompor nya lalu menyendok bubur mutiara ke dalam mangkuk.

Langkah nya dengan cepat menghampiri Naufal yang sedang terbaring di sofa ruang tamu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang