🌹PART EMPAT PULUH SATU 🌹

6.6K 552 138
                                    

Assalamu'alaikum semuanya!

Minal 'Aidin Wal Faizin, Taqobalallahu minna waminkum. Selamat lebaran semua!

Maaf baru bisa publish lagi, semoga rindu kalian terbayar dengan aku up ini malam-malam heheh😍 selamat membaca!








Mobil milik Naufal berhenti di Masjid besar yang berada di pinggir jalan. Naufal maupun Haura memutuskan untuk sholat Maghrib terlebih dahulu, Karna jika menunda nya sampai di rumah akan terlewat waktu Maghrib.

Haura berjalan di belakang Naufal, tatapan Haura terus memperhatikan ke arah para remaja yang sedang berdiri di teras masjid dengan melihat ke suaminya.

"Ya Allah, kita ga salah ikut sholat Jamaah disini. Lihat! Kita ketemu cogan." Ucap salah satu putri tersebut.

"Yang kaya gini ya Allah. Mirip juga ga papa, kalo bisa yang ini aja." Sambung teman nya.

"Hus ga boleh gitu. Siapa tau itu jodoh ku?"

"Ngarep mu!" Ucap gadis itu.

Haura membesarkan langkah nya, dan mensejajarkan dirinya dengan diri suaminya. Ia segara menggenggam tangan Naufal dan menampilkan senyum kemenangan.

Ketiga gadis itu lantas kaget, dan saling memberi lirikan heran ke arah teman teman nya. Haura terus merangkul lengan Naufal dengan sangat posesif, dan senyum ceria.

Naufal sedikit risih melihat tingkah Haura di depan umum seperti ini, namun tidak ada celah untuk Naufal menolak nya.

Sampai nya di teras, mereka berpisah. Haura ke tempat perempuan dan Naufal ketempat laki laki.

"Aku duluan ya, sayang. Nanti aku tunggu di parkiran kalau aku selesai terlebih dahulu." Ucap Haura.

Ketiga putri itu dibuat gemas akan tingkah Haura, yang berlaku manis terhadap laki laki yang mereka puja.

Naufal hanya mengangguk bingung, sebelum Naufal berjalan Haura menarik kembali lalu mencium punggung tangannya.

"Kamu kenapa sih?" Bisik Naufal.

"Perempuan itu terus haluin kamu, Haura ga suka."

Naufal terkekeh kecil, tanpa di sangka Naufal mengusap ubun ubun sang istri.

"Saya duluan, ya."

Haura membelakkan matanya, "HAHHH!" Ucap nya tanpa bersuara.

"Biar mereka tambah panas." Setelah mengucapkan itu, Naufal berlari kecil meninggalkan Haura.

Haura melirik ke arah tiga gadis itu, lalu ia berikan senyuman kemenangan.

Ia segara mengambil air wudhu, setelah itu segara menunaikan ibadah sholat Maghrib berjamaah. Takbir pertama yang ia dengar membuat jantung nya berdegup kencang.

Suara yang tidak familiar, betul! Iya sangat mengenali suara ini. Setelah salam,  Haura segera mengintip di celah kain kain penutup batas. Senyuman nya terukir kala melihat siapa yang menjadi imam nya.

Takdir Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang