🌹PART DUA PULUH🌹

5K 279 14
                                    

Jangan lupa untuk ⭐ nya
Jangan lupa untuk 💌 nya


"Akan ku coba menerima nya,
meski tak sesuai yang ku harap"

🌹UAK🌹

Membuka pintu, Haura mendudukkan tubuh nya di kasur big size miliknya. Tatapan tidak lepas dari langit langit kamarnya, mata pun sudah sembab akibat menangis sepulang dari pesantren.

Pernikahan dengan Naufal akan dilaksanakan satu Minggu lagi, iya dipercepat. Haura masih tidak bisa membayangkan ketika ia menikah dengan lelaki yang belum juga mencintai nya.

"semudah inikah Ka Naura menyerahkan nya pada Haura? Kenapa ya Allah.... Hikss."

Ceklek!

Pintu kamar terbuka sedikit, terlihat Nafisa yang berdiri di depan pintu dengan senyuman indah nya. Nafisa menghampiri Haura dan ikut duduk disampingnya serta memeluk tubuh Haura dari samping.

Tangisan Haura mulai pecah. Tangan Nafisa masih setia membelai kepala putri bungsu nya itu.

"Sudah ya nangis nya? hmmm..."

"Kenapa seperti ini bunda? Hikss.. Haura menyakiti hati kedua insan bunda, hikss."

"Lihat bunda." Nafisa memegang dagu runcing milik Haura. "Nak, yakin sama bunda! Semua akan baik baik saja. Bunda juga tidak ingin menyerahkan anak bunda Begitu saja dengan lelaki yang belum bisa menerima nya, tapi bunda yakin sayang! Cepat Naufal pasti akan bisa menerima ini semua." Jelas Nafisa.

"Bagaimana dengan Ka Nau bunda? hikss."

"Ka Naura memutuskan nya dengan baik baik, dan Ka Naura juga sudah menerimanya dengan ikhlas. Jadi tinggal di Haura saja, Adek bisa tidak memulai untuk menerima ini semua?"

"Haura takut bunda, bagaimana dengan Haura nanti? Apa Abi dan umi pak Naufal akan menerima Haura? Seperti mereka menerima Ka Naura?"

Nafisah tersenyum. "Haura tau kan bagaimana keluarga Hanafi? Mereka keluarga terpandang, beragama, tau bagaimana cara mereka untuk menuntaskan masalah dengan baik, mereka akan menyambut Haura dengan baik nak, bunda yakin itu."

"Lalu bagaimana dengan kuliah Haura bunda?"

Ini yang menjadi permasalahan Nafisa sekarang. Ia tidak tega melihat anak bungsu nya yang selalu manja padanya, akan memulai hidup dengan keluarga kecilnya, ditambah umur Haura yang terbilang masih muda dan belum menyelesaikan pendidikan nya., terlebih Harus mengurus rumah tangga milik nya.

"Haura harus tetap menyelesaikan kuliah Haura sampai tuntas. Tapii-"

"Apa bunda?"

"Haura harus bicarakan dengan suami Haura nanti. Apakah Haura masih diperbolehkan untuk lanjut belajar? Atau? Yaa ikuti apa kata Naufal nanti."

Wajah Haura mulai Melesu. "Kalau Haura tidak diizinkan bagaimana bunda?"

"Bunda yakin, Naufal tidak akan melarang kamu untuk kuliah. Pasti Naufal akan mendukung kamu. Buktinya, waktu Naufal akan menunggu Ka naura-"

Takdir Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang