🌹PART LIMA BELAS 🌹

4.5K 272 13
                                    

Janga lupa untuk ⭐nya
Jangan lupa untuk 💌 nya


Pada akhirnya, hadiah
terbesar Yang diberikan oleh waktu adalah kenangan bahwa
Aku pernah begitu mengagumi
Dan menginginkan nya.

🌹UAK🌹




Pertemuan yang lumayan singkat menjadikan kedua insan berbeda jenis itu akan melangsungkan pernikahan. Dengan bermulai ta'aruf, hingga akhirnya akan tiba waktu yang sangat mereka tunggu.

Waktu sudah berjalan setengah bulan, artinya pernikahan antara Naura dan Naufal akan segera berlangsung. Beberapa keperluan dan perlengkapan sudah hampir 40% selesai.

Gaun syar'i putih serta jas Koko sudah dipesan untuk acara pernikahannya nanti.

Kini Naura sedang melamun di dalam kamar milik nya. Pikirannya masih terbayang kejadian sore tadi. Masih teringat jelas tulisan itu, beberapa kata yang membuat hati nya menusuk.

Mengingat beberapa isi tulisan didalam buku diary milik adik nya itu. Ada rasa sakit, rasa tidak enak hati, rasa kecewa, rasa malu, rasa sedih, semua terasa campur aduk untuk saat ini. Kenapa harus adik nya?

Buliran bening jatuh dari pelupuk mata indahnya.

"Allah, haruskah aku yang merelakan nya?" Naura terus saja memikirkan isi dari buku itu.

Tak terlintas dalam benak Naura, bila ia harus menikah dengan lelaki yang selalu disebut dalam doa adik nya. Tapi kalaupun ia menolak dengan alasan tidak enak hati dengan adiknya, justru itu yang menjadi sakit hati untuk Haura.

Untuk saat ini, pikiran Naura benar benar buyar. Tidak tau harus seperti apa nantinya.

"Assalamu'alaikum, ka Naura." Ketukan pintu dari luar kamar Naura membangunkan Naura dari lamunan nya.

"Waalaikumussalam, masuk dek."

Haura membawa dua model gamis mendekat ke arah Naura. "Ka Nau lihat, aku bawa apa?" Tanya Haura.

"Ka, tolong pilihin dong. Bingung mau yang mana dua dua nya bagus." Haura terus berbicara pada Naura.

'Kenapa kamu bisa sekali bersandiwara depan aku dek?' batin Naura.

"Ka naauuu, yang mana?"

Naura langsung mengambil satu gamis berwarna Lilac dari tangan kanan Haura. "Aku suka yang ini. Terlihat elegan tapi mewah. Cocok untuk ditubuh kamu yang mungil." Jelas Naura.

Naura hanya asal mengambil, ia sama sekali tidak memperhatikan gamis itu.

"Yasudah, berarti yang warna Lilac ini aku pakai untuk acara akad nya ka Naura ya? Dan untuk yang hijau ini kupake untuk resepsi, Gimana? Oke ga?"

'Bahkan kamu terlihat biasa saja, seperti tidak sedang merasakan sakit hati yang mendalam.' lagi lagi batin Naura yang berbicara.

"Ka Nau ishh bengong terus sih!"

'aku tau Ra, kamu berusaha tersenyum padahal hati kamu sangat terluka. Maafkan aku Ra.. maaf.'

Takdir Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang