🌹PART TIGA PULUH TUJUH 🌹

5.2K 329 34
                                    


"Aku ingin seperti ini terus."

🌹Haura.🌹



Pagi pagi sekali Haura sudah berkutik dengan alat dan juga bahan masak nya. Selesai subuh, Haura dan juga Tabina memutuskan untuk ke tukang sayur depan komplek nya, ia membeli bahan masakan yang akan dimasak pagi ini.

Haura sedang menumis kangkung, dan dibantu oleh Tabina yang mengupas kentang untuk dijadikan perkedel.

"Hummmm... Harum sekali Mbak kangkung nya. Pasti enak." Ujar Tabina.

"Semoga deh, mba kan juga masih belajar."

"Wangi nya aja enak, pasti rasanya mantap pol."

Haura tertawa geli. Mereka melanjutkan memasaknya. Setelah semua beres, Tabina segera meletakkan kangkung saus tiram dan juga perkedel di atas meja makan.

Haura memanggil Naufal yang masih berada di dalam kamar. Ia mengetuk pelan pintu tersebut, lalu masuk ke dalam dan melihat keberadaan Naufal yang sudah rapih dengan kemeja nya, juga dasi.

"Loh, Mas ini masih jam 6 lewat sedikit. kamu mau kemana?" Tanya Haura heran.

Sebutan Mas dari Haura membuat hati Naufal berdesir. Seakan ada kecanggungan dari dirinya dari sebutan itu.

Naufal yang sedang menyisir rambutnya, lantas menoleh ke arah sumber suara.

"Saya lupa hari ini akan ada seminar bersama dosen yang lain di Taman Mini."

"Bukan nya??"

"Harusnya 2 hari lalu, tapi karna di undur jadi sekarang." Jelas Naufal.

"Kenapa Mas ga kasih tau, Haura?"

"Saya lupa, lagian ini juga udah rapih semua keperluan nya."

Haura melipat tangannya, mendengus Karna kesal.

"Kamu kesal?" Tanya Naufal.

"Iya!"

"Baru kemarin kesal dengan saya, masa sekarang kesal lagi. Heem?"

"Ck! Habisan!! Berapa lama?" Tanya Haura.

"Hanya sehari, paling nanti malam baru pulang."

Haura menatap suaminya dengan tajam.

"Kamu sudah janji tau mau makan di luar bertiga dengan, Aku dan juga Tabina?"

"Iya saya ingat. Besok saja ya."

Tanpa bicara apa apa, Haura pergi meninggalkan suaminya itu sendiri. Ia sengaja lebih mengeraskan suara tepakan sendal yang beradu ke lantai.

Naufal terkekeh kecil melihat tingkah istrinya ini.

"Semoga saya cepat mencintai kamu, Haura."


🌹🌹🌹

Naufal mengambil duduk di depan Haura, ia segara menyendok nasi dan juga lauk pauk nya untuk dimakan.
Tatapan Naufal tidak lepas dari Haura yang terus berlaga seolah tidak melihat keberadaan nya.

Mereka bertiga mulai memakan nya dengan khidmat.

"Mas Naufal pagi ini mau kemana?" Tanya Tabina.

"Mau ke Taman Mini." Bukan Naufal yang menjawab, melainkan Haura.

Naufal terkekeh kecil, lucu sekali istri kecil nya ini saat sedang mengambek saat ini.

"Hanya sehari, nanti malam sudah pulang."

Takdir Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang