🌹PART TIGA PULUH SATU🌹

4.7K 324 19
                                    

"Aku percaya bahwa semesta akan mendengar seluruh doa keluh kesah ku. Dan aku percaya semesta akan mengabulkan-Nya. Tapi, boleh sedikit aku memaksa untuk kali ini semesta menyampaikan nya langsung dan menyadarkan nya, aku sangat mencintai dirinya."

🌹UAK🌹




Di dalam kamar bernuansa putih, Haura tengah merapihkan jilbab pashmina nya. Ia hari ini akan pergi berangkat ke kampus di jemput oleh Zahra.

Setelah semua beres Haura segara turun dan menyiapkan roti dengan potongan sosis di dalam nya. Ia tidak sempat masak untuk pagi ini, lagi pula beberapa bahan masakan sudah habis untuk bulan ini.

Haura sudah melihat keberadaan Naufal yang berdiri di cermin besar dengan membenarkan kerah baju nya.

Haura menghampiri dan berniat ingin membantu Naufal membenarkan dasi nya. Tangan cantik Haura terulur kearah kerah baju Naufal.

"Haura bantu ya, Pak." Ucap Haura.

Baru satu detik Haura memegang kerah bajunya, Naufal segera menepis tangan nya.

"Saya bisa sendiri." Tolak Naufal.

Haura memundurkan tubuhnya. Bodoh! Sudah tahu Naufal tidak akan mau dibantu dengan nya, tapi masih saja memaksa. Haura merutuki dirinya sendiri.

"Pak sarapan nya roti tidak apa kan? Haura belum sempat masak nasi goreng." Ujar Haura, setelah keheningan tadi.

Naufal yang semula sibuk dengan kemeja kini berbalik badan menengok ke arah istrinya.

"Saya akan berangkat. Assalamualaikum."

Haura berdiam di tempat. Naufal tidak sama sekali melihat ke meja makan yang sudah terdapat roti dengan sosis. Lagi lagi seperti itu.

Setelah kepergian Naufal, Haura segera bergegas mengambil beberapa kotak bekal di dalam rak. Ia memasukkan 3 roti tawar yang diisi dengan sosis juga saus tomat serta daun selada dengan cepat.

Ia mengejar Naufal yang sudah berada di dalam mobil. Untung saja mobil itu masih berdiam ditempat karna sedang di panaskan sebentar.  Ia ketuk kaca mobil disampingnya, lalu di buka oleh Naufal. Dengan gerakan cepat Haura menaruh kotak makan berwarna hijau tidak lupa dengan minum nya.

"Jangan lupa di makan! Bapak belum sarapan." Ucap nya.

Lagi lagi tidak ada respon apapun dari Naufal. Naufal segera menutup kembali kaca mobil itu. Hampir! Hampir saja tangan Haura terjepit kaca tersebut, untungnya dengan cepatan kilat Haura segara menarik tangan nya.

setelah itu Haura mundur sedikit untuk memberikan jalan kepada mobil Naufal.

Setelah keberangkatan Naufal terdengar suara motor berhenti di depan rumah Haura, sudah di pastikan itu adalah Zahra.

"AAAAAAAAAAA!!!! HAURA AKU KANGEEENN TAU GAA!!"

Belum juga beri salam dan turun dari motor, Zahra langsung memeluk tubuh Haura dengan kencang.

"Ya Allah Zahra, salam dulu dong."

"Yayayayaya assalamualaikum."

"Waalaikumussalam. Ayo masuk dulu."

Keduanya melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam. Tidak lupa motor Zahra yang di parkirkan di garasi.

Tidak henti hentinya mulut Zahra berdecak kagum. Ia melihat betapa rapih dan indah nya rumah milik sahabat nya ini. Tidak lupa Zahra juga ber-sholawat di dalam hatinya, semoga kelak ia juga memiliki rumah seperti ini dengan suaminya.

Takdir Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang