Makasih sudah membaca sampai part ini. Jangan lupa difollow, vote dan komen. Soalnya aku tipikal yang kudu dikejar-kejar baru ngelarin cerita hahahaa.
Arman membuka pintu mobil bagian pengemudi. Cepat-cepat, aku memasukkan foto itu ke dalam tas.
"Kenapa tak menghubungiku?" tanyanya sambil mengenakan sabuk pengaman.
"Lupa!" jawabku singkat.
Tangan kiri Arman lalu menengadah di depanku. "Kemarikan HP-mu!"
"Buat apa, sih?" Aku tidak mengerti Arman mau apa, tetapi kuberikan juga ponselku.
Ia membuka fitur alarm, mengatur waktu pukul 16.45 dan menuliskan note 'Waktunya pulang, call Arman' lalu mengembalikan ponsel padaku. "Biar kamu nggak lupa."
"Aneh banget!" kataku lirih. Namun entah mengapa, yang dilakukannya menimbulkan desir yang berusaha kuusir.
"Laki-laki tadi bosmu?" tanyanya ketika mobil sudah melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah Mama. Tumben dia mau membuka percakapan denganku.
"Ya," jawabku singkat.
"Kelihatannya masih anak ingusan."
"Sembarangan!" Meski aku tidak berniat membela Galang, tetapi aku tak suka Arman bicara begitu tentangnya.
"Kamu tidak tahu Galang?" tanyaku.
"Siapa dia?"
"Bosku tadi, namanya Galang, pemain sinetron."
"Kalau begitu jangan terlalu dekat dengannya."
"Kenapa?"Aku jengah karena Arman mulai mengatur-atur lagi.
"Kau tahu sendiri kehidupan artis itu seperti apa."
"Mulai hari ini kau akan kuantar jemput setiap hari. Kalau perlu, jam istirahat siang, aku akan datang, kita makan bersama di luar."
"Apa-apaan, sih!" protesku. "Orang-orang nanti berpikir kita ada apa-apa!" Siapapun yang melihat bagaimana sikap Arman terhadapku pasti berpikir sama seperti Galang tadi, mereka mengira Arman adalah pacarku. Pacar yang posesif.
"Bisa menimbulkan fitnah tauk!" kataku lagi.
"Memangnya kamu pergi berduaan dengan bosmu seperti tadi tidak menimbulkan fitnah? Apalagi dia artis. Gimana kalau besok wajahmu muncul di infotainment?"
Aku terdiam, apa yang dikatakan Arman ada benarnya. Apalagi saat ini Galang lagi tenar-tenarnya. Sinetron yang dia bintangi nampaknya sangat digemari sehingga menjadi trending topic di mana-mana. Kehidupan pribadinya juga banyak disorot media. Semenjak ngepoin dia beberapa waktu lalu di instagram, berita tentangnya sering muncul di explore instagramku. Dia yang sedang dekat dengan artis inilah, tertangkap kamera jalan sama model yang itu, bahkan ada akun fans yang sering posting foto Galang dari berbagai angle disertai caption yang berisi sanjungan dan kehaluan.
Tak lama kemudian, mobil menepi di rumah Mama, Rania menyambutku dengan ciuman dan pelukan. Aku tak berlama-lama karena lelah dan besok pagi harus ke kantor lagi. Jadi, segera aku pamit pada Mama.
"Menginaplah di sini Nad, biar nggak capek bolak-balik terus," bujuk Mama.
"Nadia pulang saja, Ma, nggak enak nginep di sini."
"Hmm, jadi nginep di rumah Mama nggak enak nih.""Bukan gitu, Ma. Mas Arya, kan, sudah nggak ada, ntar kalo jadi omongan orang gimana?"
"Makanya kamu nikah saja sama Arman." Lagi. Mama tidak bosan-bosannya menjodohkanku dengan Arman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan dengan Adik Suamiku
RomanceDIJODOHKAN DENGAN ADIK SUAMIKU "Nadia, Arman, bagaimana kalau kalian menikah?" pinta ibu mertuaku penuh harap, tepat di hari masa iddahku usai. Menikah dengan Arman? Adik suamiku yang dingin itu? Bahkan setelah empat tahun kami hidup seatap di...