"Kenapa, Flo?" Tiba-tiba saja Galang sudah berada di belakang Kinara.
Kinara menoleh sesaat. "Aku tidak sengaja menyenggol Kak Arash, minumannya tumpah," jawabnya ditutup dengan sebuah cengiran.
Tadinya, kejadian ini memang cukup membuatnya tegang, ia takut Arash marah, tetapi melihat tanggapan Arash yang ramah, ia menjadi lebih santai.
"Rash, maaf." Galang mengambil sapu tangan dari kantong celananya dan mengusapkannya pada baju Arash yang basah.
"Oh, nggak masalah." Didorongnya pelan tangan Galang.
"Siapa, Lang?" Pandangan mata Arash menuju Kinara lalu ke Galang bergantian.
"Teman."
"Asisten"
Galang dan Kinara menjawab berbarengan.
"Sudah dari toilet, Flo?" tanya Galang lirih.
"Belum."
"Ayo, kuantar."
"Rash, kita ke sana dulu ya." Galang pamit. Pandangan matanya mengarah ke toilet.
"Oh, oke. Semoga suatu hari kita bertemu lagi ya, Flo."
Galang berdehem. "Namanya, Kinara."
"Oh, Kinara, tadi gue dengar lo manggil dia Flo, jadi gue pikir-"
"Hanya gue yang manggil dia Flo."
"Baiklah, Kinara. Ini kartu namaku." Arash memberikan selembar kartu. "Kapan-kapan contact ya, mungkin kita bisa hangout bareng."
"Terimakasih, Kak." Kinara menjawab kalem, padahal hatinya bersorak. Bisa ngobrol dengan Arash, sampai dikasih kartu nama, mimpi apa ia semalam.
Pakai embel-embel hangout bareng pulak. Aaak rasanya Kinara ingin berguling-guling, kayang, hingga koprol. Sayangnya dia tak bisa, pelajaran senam ketangkasan paling banter nilainya enam. Payah.
Ingatannya lantas melayang pada masa SMU dulu. Ketika itu Arash masih merupakan penyanyi pendatang baru. Ia dan salah seorang sobatnya rajin berburu koleksi segala macam pernak-pernik yang berhubungan dengan Arash.
Buku tulis dengan sampul bergambar Arash, poster, mug, bahkan produk pasta gigi yang iklannya dibintangi oleh Arash ia beli.
Kecocokan dengan produk itu nomor dua, yang penting suka dengan bintang iklannya, begitu prinsipnya.
Ia juga sempat berniat untuk ikut program "meet the artist" sebuah program TV di mana kita bisa mengajukan ingin bertemu dengan artis yang mana, nanti akan dipilih penggemar yang beruntung bisa bertemu langsung dengan artis idolanya.
Ah, seandainya Galang tidak cepat-cepat datang ia pasti sudah minta Arash untuk foto bersama. Dasar perusak suasana!
Sedikit enggan, Kinara menyeret kakinya mengikuti Galang yang sudah beberapa langkah di depannya. Ia menoleh sekali lagi pada Arash, tersenyum dan melambaikan tangan.
"Jangan terlalu ramah dengan lelaki tak dikenal, Flo." Galang dengan tiba-tiba merebut kartu nama di tangan Kinara dan merobeknya. Tak cukup sampai di situ, ia meremas kartu nama itu dan membuang ke tong sampah.
"Lang!" Kinara tersentak melihat apa yang dilakukan Galang. Ingin rasanya ngubek tempat sampah untuk mendapatkan kartu nama itu kembali kalau tidak ingat ia harus menjaga nama baik Galang di sini.
"Aku itu ngefans banget sama Kak Arash, udah seneng-seneng dapat kartu namanya, kenapa disobek sih!"
Galang melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti sejenak dengan pandangan lurus ke depan. Sia-sia Kinara melotot sampai bola mata mau keluar, Galang tak melihat. "Flo, jangan mudah terlena oleh lelaki. Arash memang ramah pada semua wanita, apalagi yang menarik hatinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan dengan Adik Suamiku
Storie d'amoreDIJODOHKAN DENGAN ADIK SUAMIKU "Nadia, Arman, bagaimana kalau kalian menikah?" pinta ibu mertuaku penuh harap, tepat di hari masa iddahku usai. Menikah dengan Arman? Adik suamiku yang dingin itu? Bahkan setelah empat tahun kami hidup seatap di...