Udah Follow dan vote bintang 5? Makasiiih 😘😘😘
Pagi ini, Kinara menjalani tugasnya sebagai asisten Galang dalam diam. Pagi-pagi, dengan ojek ia sudah tiba di rumah Galang. Jarak rumah dengan kosnya tidak terlalu jauh memang, tapi kalau harus berjalan kaki gempor juga.
Seperti hari kemarin, Kinara membawakan Galang air minum dalam tumbler, vitamin, baju ganti, pembersih wajah, dan segala macam printilan lainnya. Daftarnya sudah dibuat oleh Diandra, Kinara tinggal mengeksekusinya saja.
"Flo, semalam HP mu tidak bisa dihubungi." Galang mulai merasa tidak nyaman dengan sikap bungkam Kinara. Lebih baik Kinara mengomel, marah-marah, atau bahkan menjadikannya sasak tinju seperti biasa daripada didiamkannya begini.
"Flo, marah?"
Pakai tanya.
Bagaimana Kinara tidak marah, Galang meninggalkannya semalam. Sempat berpikiran baik, Galang hanya pergi sebentar, tapi ternyata malah Pak Said datang menjemput ke dalam, sementara Galang pergi dengan wanita lain.
Kinara menyesal, bisa-bisanya ia terlena dengan sepenggal ucapan Galang semalam.
"Aku tak mau Flo-ku cemberut."
Cuih! Harusnya aku tahu seperti apa Galang dari dulu. Dia suka melambungkan orang tinggi-tinggi lalu menghempaskan ke bumi.
"Flo? Sariawan? Sakit gigi?" Galang terus berusaha membuat Kinara bicara.
"Sakit hati!" jawabnya ketus lalu membawa barang-barang Galang keluar rumah untuk dimasukkan ke dalam mobil.
"Aku bawakan Flo, berat." Galang menghadang langkah Kinara. Tangannya sudah terulur memegang tas yang Kinara bawa, tapi dengan kasar Kinara menepisnya.
"Nggak usah sok baik!"
"Ini perintah, Flo," ucap Galang arogan. "Kalau kau tidak mengijinkan aku membawa tasnya, kau yang akan kugendong sampai mobil."
Kinara melotot, lalu melemparkan tas yang cukup berat itu ke tubuh Galang, membuat lelaki itu hampir terjatuh. Untung saja kakinya yang kokoh berhasil menopang tubuh.
Dasar Flo! Tapi ini lebih baik daripada ia hanya diam.
Galang tersenyum sembari menggelengkan kepala. Dari dulu Flo-nya memang begitu. Galak, jutek, kasar, tapi itulah yang membuatnya rindu. She's different.
Setelah memastikan tak ada barang yang tertinggal, Galang mempersilakan Kinara masuk ke dalam mobil. Sebelum ke lokasi syuting, mereka akan menjemput Bang Joel terlebih dahulu.
"Silakan tuan puteri." Galang mengayunkan lengan ke arah mobil, dengan badan sedikit membungkuk.
"Nggak usah lebay!" Melirik dengan sinis, kali ini ia tak mau terlena akan perlakuan manis Galang.
Baru saja Galang hendak menyusulnya masuk, tiba-tiba sebuah mobil menepi. Galang melongok ke arah pagar.
"Laaang!" Seorang wanita tergopoh-gopoh turun dari dalam mobil kemudian berlari masuk.
Malya. Mau apa dia ke sini.
"Untung gue belum telat." Ia mengusap dahinya dengan tisu.
"Kita berangkat bareng, Lang. Yuk, ikut mobil gue aja." Malya menarik tangan Galang yang nampak enggan.
"Udah baca pesan Pak Produser?"
Galang menggeleng, membuat perempuan itu menarik napas kesal.
"Tempat syuting kita nanti kan agak terbuka, masyarakat bisa nonton, jadi Pak Produser
![](https://img.wattpad.com/cover/263204552-288-k530787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan dengan Adik Suamiku
RomanceDIJODOHKAN DENGAN ADIK SUAMIKU "Nadia, Arman, bagaimana kalau kalian menikah?" pinta ibu mertuaku penuh harap, tepat di hari masa iddahku usai. Menikah dengan Arman? Adik suamiku yang dingin itu? Bahkan setelah empat tahun kami hidup seatap di...