Bagian_00

1.4K 96 0
                                    

Selamat membaca!!!

"Kamu ini harusnya bisa jadi lebih baik, kamu udah gede malu sama diri kamu sendiri. Sekolah bertahun-tahun kalo gini aja gak bisa, gimana masa depan kamu mau cerah?"

Helaan nafas seorang gadis yang kini tengah menahan sakit di kepalanya yang semakin berdenyut, serta matanya yang tak sanggup terbuka lebar karena rasa pusing yang menyerangnya.

"Abella!! Kalo orang tua ngomong ya dengerin emang anak gak punya adab."

"Mah Abel ngerjain soalnya besok ya? Kepala Abel pusing, Abel janji bakal beresin semuanya," balas Abel yang kini tengah memegang kepalanya. Melihat angka-angka di kertas membuat kepalanya seperti akan meledak.

"Ini soal cuman seratus Bel. Ayolah Mamah gak mau nanggung malu sama Jeng Rose, awas aja kamu kalo kalah olimpiade sama anak nya Jeng Rose. Bel nanti kalo Mamah arisan muka Mamah mau di taro dimana coba?"

Abel membalas dengan menatap Iza dengan tatapan yang kecewa. Namun selalu diabaikan.

"Kerjain! Belajar gak usah manja, dunia gak nerima orang-orang lemah."

***

"Abel kamu harus masuk ke universitas negeri yang Papah mau. Ini bisa merubah pandangan kolega bisnis Papah jadi lebih banyak, ya... lebih menguntungkan!!"

Abel baru saja datang ke rumahnya sehabis mengikuti bimbel les, namun Papahnya sudah menunggunya di ruang tamu. Dengan tatapan yang serius.

Abel hanya mengangguk dengan wajah datar. Dia menyerah, ya... Menyerah dengan kebahagiaan yang sudah lama belum dia rasakan.

"Makanya kalau mau lolos di universitas impian ya belajar nya dari sekarang, gak usah banyak main-main gak jelas. Gak usah nonton-nonton film yang buang waktu. Hari ini dan seterusnya kamu hanya perlu hidup, belajar dan belajar. Kalau kamu anggap Papah keras sama kamu! Kamu yang gak tau gimana dunia sebenarnya. Jangan cengeng, sekalipun kamu seseorang perempuan! Kalau mau jadi anak saya ya harus kuat, ngerti kan Bel?"

Abel kini mencengkram erat sebelah celananya dengan tangan kirinya. Hatinya muak.

"Iya Pah," balas Abel pelan.

"Oh ya satu lagi, besok kamu harus nurut dengan apa yang Pak Maman bilang ya. Dia tadi telpon Papah untuk minta izin. Gak perlu dikasih tau nanti juga kamu tau," balas Heru.


______

RAJAJA

Hai gue Raja. Ganteng itu gue, emang si gue suka bolos apalagi kalo Pelajaran yang paling gue benci.

Sekolah itu mumet tau gak!
Mending tidur di rumah, main game, terus ya.. makan.

Siapa si yang gak mau sama gue?

"Sumpah lo kepedean banget Rajaa!!!"

"Apa Ki sirik aja lo."

"Eitt masih inget gak Abel? Dia ngelihat wajah lo aja gak mau. Jadi gak semua cewek. Mau sama lo!!"

"Ya. Itu misi gue sekarang."


Abel

Aku Abel. Hanya seorang pelajar yang mencoba untuk memberikan yang terbaik, untuk orang tua dan pastinya diri sendiri.

Memangnya apa lagi yang harus aku lakukan selain tidak mengecewakan. Mereka telah berjuang demi seorang aku.

Walaupun orang tuaku. Tak pernah merasa bangga, hal itu membuatku sedikit terluka.

Sedikit?

Aku hanya gadis biasa, tidak ada yang istimewa.

"Hah!! gadis biasa Abell bilang! Itu piala sekolah tahun sekarang yang banyak, itu berkat kamu Abel!!!"

"Suttt Safa."

"Udah pinter, baik, cantik, punya temen kaya Safa yang cantik juga. Pokoknya Cowok yang dapetin kamu pasti beruntung banget," balas Safa.

"Tapi... Semua orang tau pas aku menang aja, sesukanya bikin opini yang bahkan mereka gak pernah tau gimana aku berjuang."

RAJABEL ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang