Bagian_01

717 95 0
                                    


"RAJA BIASA!" teriak Iki, teman dekat Rajaja yang kini tengah berteriak di depan pintu masuk XII IPA 06.

"Ok," balas Raja yang kini tampak berjalan santai dan hal itu membuat seorang Iki menggelengkan kepalanya.

"Kemana Ja?" tanya Aden yang sebenarnya tau, namun ingin memastikan apa pikirannya benar.

"Ruang BK," balas Raja dengan biasa-biasa saja, namun tidak dengan orang-orang yang mendengarnya mereka menatap heran ke arah Raja.

"Santai banget gaya lo. Kalo dikeluarin tau rasa lo Ja," ucap Maul yang memang sedikit muak. Ya muak memiliki teman seperti Raja.

"Oh," balas Raja acuh yang kini telah hilang dari pandangan mereka.

"Bangga banget gue kelas kita punya penduduk yang gak takut sama ruang BK. Maksudnya gak takut sama Pak Maman!!" ucap Aden yang kini malah menaiki bangku.

Ya inilah salah satu empat penduduk XII IPA 06 yang paling brutal. Siapa si di sekolah Kanagara 02, yang tidak kenal mereka?

Rajaja Sinaro_ dia ketuanya! Tapi- dia cuek, harmonis sama orang tertentu.

Maulana Fahreza_ dia tukang galau, lagu-lagu galau pasti dia hafal semuanya.

Iki Baehaki_ dia orangnya kocak deh. Eh tapi semua anggotanya juga pada kocak si. Maksudnya Iki dia yang paling parah.

Aden Mahesa_ dia itu selalu ngerasa paling bungsu diantara mereka. Jadi, ya kadang suka manja gak jelas, kalo kata Maul, Iki sama Raja mereka pengen banget tonjok wajah Aden yang so lucu itu.

Dan untuk masalah perempuan nyatanya mereka memang sangat digemari di sekolah ini, tapi percayalah tidak semua pandangan para murid siswi itu baik.

Ada juga yang paling benci namun jangan dilupakan, ada juga yang sudah jatuh cinta- terlalu dalam.

***

Seorang perempuan yang kini tampak menghafal sesuatu, terbukti dengan gerakan bibirnya dan matanya yang mencoba fokus.

"Abella Zaina?" ucap Bu Sasa yang kini tampak membereskan barang-barangnya karena jam pelajaran yang sudah usai.

"Abel," kata Safa yang kini menyenggolngan kiri Abel dengan pelan. Abel hanya menatap Safa dengan tatapan bertanya dan Safa menunjuk keberadaan Bu Sasa dengan sudut matanya.

"Eh iya Bu, ada apa?" balas Abel yang kini sudah berdiri.

"Ibu ada pesan dari Pak Herman. Katanya setelah jam pelajaran Ibu, kamu disuruh ke ruangannya Bel," ucap Bu Sasa pada Abel. Namun melihat raut wajah Abel yang tampak terkejut karena  mungkin dirinya tidak merasa melakukan apa-apa, namun harus ke ruang BK.

Bu Sasa hanya tersenyum dan lanjut berkata, "Minta bantuan, bukan karena kamu yang bikin masalah kok."

"Eh i-iya Bu. Terimakasih," balas Abel yang diangguki oleh Bu Sasa.

***

Di ruangan yang selalu dianggap para murid adalah rumah kosong, rumah angker, rumah hantu. Nyatanya bagi seorang Rajaja Sinaro hanya sebuah tempat dimana jika dia tidak kesana sekolah rasanya hampa.

"Bapak tanya selama tiga tahun kurang ini, kamu berapa kali ke ruang BK Raja?" ucap Pak Herman yang kini ingin tau apakah Raja tau bahwa dia langganan ruang BK.

"Seratus? Mungkin," jawab Raja santai yang kini malah membuat Pak Maman melotot ke arahnya

"Ngejawab lagi!" balas Pak Maman yang tidak tau lagi harus bagaimana.

"Kan Bapak nanya. Ya Raja jawab."

Pak Herman hanya memijat pelipis. Pusing dengan kelakuan murid yang satunya ini.

"Bapak harus gimana Raja. Biar kamu gak terus berantem."

"Saya berantem selalu ada alasannya Pak," jawab Raja dengan tegas.

"Ya kalo namanya berantem. Itu salah."

"Maaf pak kata Bu Sasa saya dipanggil untuk ke sini," ucap Abel sesudah dia mengetuk pintu.

"Sini-sini Bel duduk!" Perintah Pak Maman.

Abel duduk dengan terus menundukkan kepalanya. Abel bingung dia disini untuk apa.

"Ada hal yang perlu Abel bantu Pak?" tanya Abel.

Terlihat Pak Herman menghela nafas panjang.

"Kamu kenal dengan dia Bel?" ucap Pak Herman sambil ekor matanya melirik kearah Raja.

"Tau Pak, kalo gak salah dia... King BK ya?"

Pak Herman antara ingin tertawa juga perhatin karena julukan salah satu siswanya adalah king BK.

Sementara Raja dia mendengkus kesal. Dia memang tau akan julukan nya itu. Tapi, apa dia tidak mengenal nama aslinya?

"Abel gak tau nama aslinya si, hhe,"
lanjut Abel dengan sedikit nada bersalah karena melihat ekspresi Pak Herman dan Raja.

"Abel mau bantu Bapak?"

"Bantu apa Pak?" tanya Abel.

"Tapi Bapak mau nanya dulu sama kamu Bel, menurut kamu cara mengatasi orang yang bandel seperti apa?"

"Diemin aja biar dia seneng."

Bukan. Bukan Abel yang menjawab tapi Jaja.

"Diem kamu Raja."

"Siap."

"Bell Bapak mohon ya Bapak kasih kamu tugas supaya seminggu ini Jaja gak masuk ruang BK. Bapak mohon Bel." Mohon Pak Herman.

"Tap-pi Pak Abel..." ucapan Abel terhenti saat melihat raut wajah Pak Herman seperti sedang memarahi wajah para murid yang selalu kesiangan. Abel selalu melihat dari jauh- tapi raut wajah yang menurut Abel paling serem kini ada didepan matanya!

Hingga akhirnya Abel hanya mengangguk-angguk pelan. Mengiyakan ucapan Pak Herman.

Raja yang terlihat kesal dan Pak Herman yang terlihat sangat antusias.



















Jangan lupa vote yay!

RAJABEL ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang