Bagian_16

203 23 0
                                    


Ingat wajah sahabatmu? Dia adalah salah satu kebahagian kamu.

🪐Rajabel

****

"Ikan Hiu makan kupu-kupu.. I love you buat kamu," celetuk Aden ketika melihat segerombolan adik kelas wanita yang melewati mereka.

Namun ada seseorang yang langsung menghampiri Aden lalu menatap bingung kearahnya.

"Maaf ka emangnya kupu-kupu suka ada di laut ya? Eh maaf aku cuman nanya soalnya aku juga.." ucapan gadis itu langsung terpotong karena melihat tatapan-tatapan yang tidak gadis itu mengerti.

"Itu pantun.. say," kata Aden pada gadis memakai bondu pink muda itu.

"Eh maaf Kak nama aku bukan Say.. aku Mutia."

Semua yang ada disana menatap datar ke arah gadis yang bernama Mutia itu.

"Em yaudah deh aku mau pesen makanan, soalnya tadi gak sarapan karena hampir kesiangan. Duluan kakak-kakak," Lanjut ucap Mutia. Ketika diam beberapa saat.

Liat wajahku? Apa aku nampak peduli?

"Aduh siapa si kayanya itu orang labil banget deh," balas Maul tiba-tiba karena tadi dia hanya memperhatikan.

"Gak tau si.. tapi imut juga," Jawab Aden sambil melihat gadis yang sekarang sedang memakan makanannya.

"Jaga tuh mata," ucap Iki sambil melempar sedotan ke arah Aden. Membuat laki-laki itu kesal.

"Eh lo liat si Jaja gak? Kemana tuh anak gak biasanya," lanjut ucap Iki kepada kedua temannya.

"Ada masalah kali," celetuk Maul.

"Kebiasaan. Pasti lagi udud, tuh," Tebak Aden

"Jaga tuh mulut," ucap Iki sambil kembali melempar tapi kali ini dengan kerupuk yang ada ditangannya.

"Lo bisa gak Ki gak lempar-lempar apapun ke gue, takut aja gue kalo lo lagi pegang bom," balas Aden sambil memakan kerupuk yang tadi dilempar Iki.

"Kalo lempar bom kali aja bisa ngerubah wajah lo Den," ucap Maul yang kini sudah tertawa.

"Sialan, gue udah ganteng kali," balas Aden tak kalah sengit.

"Tapi jomblo," ucap bebarengan Iki dan Maul.

"Dih lupdir Lo pada. Butuh kaca?" ucap Aden dengan nada kesal.

"Butuh kaca?" Lagi-lagi gadis yang tadi kembali lagi.

"Nih Kak aku bawa kaca," lanjut Ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya yang terdapat kaca kecil berbentuk kotak yang terdapat gambar kuda poni.

"Hah?" Cengo Aden dan Maul.

Sementara Iki sedang menahan tawa.

"Emang kaca buat apa kak?" Tanya Mutia.

"Buat liat status," jawab Aden.

"Status? Masa si," balas Mutia sambil membolak balikan kaca yang ada di tangannya.

"Lo mau liat setan gak?" Tanya Aden pada gadis yang ada disampingnya itu.

"Gak mau Mutia takut," jawab Mutia sambil eskpresi wajah takut.

"Yaudah mau liat bidadari?" Tanya Aden kembali.

"Mauu.. dimana?" ucap Mutia yang tampak semangat.

Lalu Aden mengambil kaca yang ada di tangan Mutia. Setelah itu membuka kaca tersebut dan mengarahkannya pada Mutia.

Sementara Mutia nampak bingung dengan apa yang dilakukan oleh Aden.

"Itu kan Mutia, bukan bidadari..'maaf' kayannya Kakak perlu belajar lagi. Masa tadi juga Hiu makannya Kupu-kupu aneh," Ucap Mutia memandang perhatin lalu melangkah pergi, sambil menggelengkan kepalanya.

***

"Abel Lo kenapa Bel? Ngelamun terus," ujar Safa pada Abel yang sedang duduk disebelahnya.

"Gak kenapa-kenapa Saf," jawab Abel.

"Gak kenapa-kenapa biasanya ada apa-apa Bel. Kalo mau cerita, cerita aja ya Bel."

"Iya Safa."

"Hi nih pesanan tahu waliknya," Ucap Sinta yang baru saja datang dengan Dea di sebelahnya. Lalu duduk berhadapan dengan mereka.

"Kalian tau gak? Tadi tuh ya Bel si Jaja gak biasanya gak kumpul bareng temen-temennya dikantin loh.." ucap Dea setalah duduk.

"Emang kenapa? kok bilangnya sama Abel Dey.. gak ada hubungannya juga kan?" Timpal Abel sambil memakan Tahu walik Pak Udi itu.

"Bel lo kan disuruh sama Pak Herman buat awasin Jaja. Bisa jadi dia bolos loh hari ini Bel, terus Pak Herman kecewa deh sama Kamu Bel.. karen-" Ucapan Sinta terpotong oleh Abel.

"Abel lagi kesel sama Jaja. Masa Jaja ngelarang anak baru itu buat gak deket-deket Abel, ngeselin emang," ucap Abel sambil mengunyah makanannya dengan kesal.

"Loh si Koko? Emang kenapa sama orang itu?" Tanya Safa.

"Eh tapi emang agak mencurigakan si, coba deh kalian liat nih ya badan si Koko tuh kaya terawat, maksud Sinta tuh kan biasanya kalo cowok nolep tuh badan nya cungkringkan? Tapi diakan enggak," Ucap Sinta sambil menatap ketiga temannya dengan serius.

"Maksudnya gimana si, apa hubungannya sama itu," balas Abel sambil ekspresi wajah bingung.

"Dia.. nyamar," balas Sinta membuat ketiga temannya menatap dia dengan tatapan terkejut.




















Bersambung...



RAJABEL ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang